Minggu, 18 Oktober 2015

Seniman Jenius, amat Jenius

SENIMAN JENIUS yang amat Jenius


Seorang bencong yang babar blas ora menarik, ngamen pake alat musik icik-icik : "Aaaku tak mauu, jikalaoo aku dimaduuu... Pulangkan sajaaa kerumah orang tuaaakuuu.. Baru sajaa minta jatah eeh suda mauu njajan lagee eh sudah mauuu njajan lagee "



Sopir angkot nyeletuk : “Oalah, Mbaaak eh Maaas, njukkk suami manaaa yang tak mau tak memadumu. Mosok pengin mangan apem sing bunder empuk, kok ning meja makan, mben ndina anane bolang-baling sing gede tur dawaa. Gosong lagii !”

Maka dalam musical show itu, terjadilah dialog interaktif antara Sang Diva dengan penonton : “Eeeh, Oom Gantheng, Saya ini bebas kok ! You mo panggil ikke Mbak, ya boleee, Mas, ya boleh, Pak Dheee sekalipuuun, ya bolee. Mana Oom, sedekahnya serebuu ajjah !”

Penonton tertawa riuh, semuanya, tak terkecuali,  memberikan standing applaus . Makelum, ini show jalanan without any chair. Seorang mahasiswa yang terkekeh-kekeh tak tahan mendapat gempuran humor, lalu tak sadar, tangannya memukul geger Sang Diva. Lagi-lagi direspos dengan amat gila : “ Maaas, mas imut sayaang, jangan pegang-pegang dong ! Kita kan belum resmiii..”

Penonton makin bersorak-sorai. Ini show komplit, ada music ada tarian dan humornya. Tak seorangpun prutes atas ketidak-logisan syair lagu ndangdut itu. Mereka malah mesam-mesem menikmati hiburan lucu. Ini bukan soal seni musik, bukan soal vibrasi, apalagi pitch control. Ini adalah penampilan yang amat jenius, mengesankan dan amat menghibur.

4 komentar:

  1. He...he... iki pentas dari kehidupan riyil masyarakat kelas teri yg paling banyak di seantero indonesia.....

    BalasHapus
  2. Oom John, matur nuwun telah mampir. Ini cerita di sekitar kita, he he he

    BalasHapus
  3. Bang Kusmanto Husen, ayo padha ngguyu bebarengan, haa ha ha

    BalasHapus