Sabtu, 17 Oktober 2015

Modar Terbakar Lilin





Modar Terbakar Lilin

Dulu, ketika candiku diselimuti belukar,
dalam pelukan gubug-gubug rakyat,
kehidupan begitu tenang.
kami bahagia sebagai petani, walau kadang beras tak cukup mengenyangkan.

Kemudian candiku dipugar, dengan harapan sejuta impian.
Gemah ripah loh jinawi, murah kang sarwa tinuku.

Ternyata,
candi yang telah bersalin guna,
malah mencampakkanku ke dunia entah berantah
Dunia para pelari cepat, para cerdik julig, bakul2 yang tak lagi bersesanti "tuna sa thak bathi sanak."

Pariwisata telah merampas duniaku.
tapi aku masih saja tertipu.
Menganggapnya sebagai nur keberuntungan,
padahal jerat lilin pembakar serangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar