Sabtu, 17 Oktober 2015

SIMBAH PUTRI DEAREST



SIMBAH PUTRI DEAREST

Alkisah pada jaman dulu, syahdan kata sohibul hikayat, hiduplah sepasang Simbah yang amat mulia akhlaknya, di Desa M, Kecamatan K, Kab T. Simbah Putri terkenal suka menolong, Siapa saja yang meminta pertolongannya pasti Beliau bantu. Ndilalah kersaning Allah, satu hari datanglah Ibu X mau meminjam uang. Ibu itu terkenal sebagai pengemplang ulung. Mungkin karena kuota kemplangannya sudah habis, tak satupun tetangganya mau meminjamkan uang padanya. Takut dikampleng eh dikemplang.

Singkat cerita, dia matur pada Simbah Putri : "Mbah Putri, nuwun sewu, nyuwun duka, ndherek matur, menawi kepareng kawula ajeng nyuwun ngampil arta. Punika wonten kabetahan ingkang saestu, kagem tumbas beras lan bumbon kagem maem." Njuk Simbah Putri dengan ringannya memberiken sejumlah uang seperti yang diminta Ibu X.



Para putranya memprotes, kenapa Simbah Putri kok mau2nya menolong orang yang sudah terkenal mengemplang.. Apa ndak takut ketipu ? Tapi jawaban Simbah Putri cukup mengejutkan : "Lho nek dewekke ora tak tulung, mengko keluargane arep maem apa ? Wong deweke arep utang nang wong sak kampung ya ora bakal dipercaya. Nek aku sak umpama, kepeksane utang beras lawuh lan bumbon nang warung insyaAllah isih dipercaya."

Mereka semua terkesima dengan jawaban Mbah Putri. Malu, merasa tertampar. Sementara di dinding, persis dimana para putra itu duduk ada sebuah lukisan kaca, bergambar Petruk Dadi Ratu, lengkap dengan tulisan aksara jawa MELIK NGGENDHONG LALI (merasa memiliki bikin lupa diri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar