Sabtu, 17 Oktober 2015

KAWRUH RETORIKA

KAWRUH RETORIKA

"Aku tak butuh surga. Aku hanya butuh Allah. Karena kalau aku hanya butuh surga, mungkin aku akan diberiNya surga, tapi disana tak akan kujumpai Allah. Tapi kalau aku butuh lalu dekat dengan Allah, mosok aku akan disuruhNya indekos di neraka ?"

"Aku tetep butuh surga. Jangankan surga yang dahsyat, hambok sandal jepit bodholpun kalau itu pemberian Allah, Sang Maha Kekasih, maka nilainya melebihi mutu manikam atawa batu akik terhebat didunia. Jangan lihat barangnya, tapi sadarilah siapa pemberinya."

"Aku tak perlu sholat yang hanya 5 waktu. Tak juga bila ditambahi sholat nafil sampai ratusan rekaat. Sholatku lebih dahsyat daripada sekedar ulah sarengat, ibadahku setiap detik, tasbihku tak terbilang di setiap helaan nafas."

"Barangsiapa diberiNya kesempatan melakukan sholat, walau hanya dua rekaat, maka nilainya lebih tinggi daripada dunia seisinya. Bahkan sholat yang hanya dua rekaat, yang dilakukan oleh badan ketika lelah, ketika pikiran lagi enggan, ketika hati sedang gulana, adalah lebih berat daripada sholat level khakikot setiap detik yang dapat dilakukan sinambi ngantuk leyeh-leyeh."



(para sedherek sekalian, rasah kakehan retorika, aja ngudi kawruh teori thok, mengko ndak malah kemplu. Beribadahlah sekuatmu, semampumu, sebaik mungkin menurut ilmumu. Kalaupun belum sempurna, kiranya Allah yang berkenan menyempurnakannya. Ning jolali sing rajin ngaji, takon marang Bapa Guru, ben pahaam).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar