KALAH PERANG SANG JENDERAL GOBLOG HARAKIRI
laen Indone Sana lain pulak Indone Sini
laen Indone Sana lain pulak Indone Sini
Gubernur Provinsi XX, mencium adanya indikasi korupsi dalam proyek
pembersihan gorong-gorong. Ia pun meminta inspektorat untuk mengecek anggaran
terkait proyek tersebut.
“Dulu kan ada pernah keluarin Rp 1
triliun lebih kerja bersihin (gorong-gorong). Nah apakah anggaran Rp 1 triliun
itu dikerjakan apa enggak,” katanya, di Balai Kota, Kamis (3/3/2016).
Anggaran itu masuk ke dalam anggaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait. Basuki menyebut, kebiasaan SKPD adalah menggunakan sistem penunjukkan langsung. SKPD langsung menunjuk operator yang mengerjakan proyek tersebut.
Anggaran itu masuk ke dalam anggaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait. Basuki menyebut, kebiasaan SKPD adalah menggunakan sistem penunjukkan langsung. SKPD langsung menunjuk operator yang mengerjakan proyek tersebut.
“Bisa saja mereka tunjuk langsung,
tetapi enggak dikerjain sama operatornya. Itu kan indikasi korupsi berarti. Nah
kalau terindikasi korupsi begitu, kami akan laporkan pejabat yang tanggung
jawab untuk kami pidanakan,” kata Gubernur. (www.citizenjurnalism.com).
Turrnyata, lain Nugerri Jepun (Indone Sana) lain
pula negeri Indone Sini. Di Jepun, konon jenderal yang pasukannya kalah perang,
merasa sangat marru kepada Kaisar. Lalu dilakukannya tindakan hara kiri. Mungkin dalem pikirnya : “Gue
tak burruguna. Negara terah memberi fasiritas, kehormatan, kesempatan burbuat
baik pada Negara, tapi gua tida bucus. Maru aku maru, rrubih baik saya mati saja, daripada hidup munanggung
marru.” Njuk dikeluarkenlah pedang Katana, super tajam, ukurannya lebih pendek
daripada pedang samurai. Dengan hati hancur karena malu, dipertanggung
jawabkennya keteledorannya dengan menyerahkan nyawanya ke haribaan Tenno Haika. Darah perwira membasahi bumi negeri, menjadi tetenger untuk generasi penerus, bahwa bagimu negri, tidak cukup berbuat baik, harusnya sangat amat baik.
Itu di negeri Indone Sana. Lha di
Indone Sini, Tidak malu tapi malah marah. Dilakukannya tindakan hara kanan. Daripade menyobek perut
lebih baek mengisi perut dengan makan bakmi, sembari mendamprat anak buah. Sang
jenderal-nya malah belagu suci. Menyalahken pasukan yang memang sudah bingung
karena terlalu sering diumpat goblog. Katanya dengan nada tenor : “Kalian semua
bajingan. Korupsi sudah mengerak di otak semua orang. Buat apa saya bayar
mahal2. Kalian semua salah, kecuali saya. Kalian semua koruptor akut, kecuali
saya. Awas, kalian akan saya laporkan ke pihak yang berwajib !”
Lha
emangnye, pasukan itu anak buahnya siape. Nyang member prentah siapa. Nyang
berkewajiban melakukan pengawasan siapa. Njuk Bliaow dilengkapi dengan
perangkat SKPD, tenaga ahli, jagoan prosedur, ahli administarsi, sampek pasukan
pengawas dari Bawasda, pengawas lapangan dari dinas dan Satpol PP buat ape ?
Konyoool .. konyol. (konyol jaran ?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar