Selasa, 08 Maret 2016

HARA KIRI ATAUKAH HARA KANAN



KALAH PERANG SANG JENDERAL GOBLOG HARAKIRI
laen Indone Sana lain pulak Indone Sini

Gubernur Provinsi XX,  mencium adanya indikasi korupsi dalam proyek pembersihan gorong-gorong. Ia pun meminta inspektorat untuk mengecek anggaran terkait proyek tersebut.

“Dulu kan ada pernah keluarin Rp 1 triliun lebih kerja bersihin (gorong-gorong). Nah apakah anggaran Rp 1 triliun itu dikerjakan apa enggak,” katanya, di Balai Kota, Kamis (3/3/2016).
Anggaran itu masuk ke dalam anggaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait. Basuki menyebut, kebiasaan SKPD adalah menggunakan sistem penunjukkan langsung. SKPD langsung menunjuk operator yang mengerjakan proyek tersebut.

“Bisa saja mereka tunjuk langsung, tetapi enggak dikerjain sama operatornya. Itu kan indikasi korupsi berarti. Nah kalau terindikasi korupsi begitu, kami akan laporkan pejabat yang tanggung jawab untuk kami pidanakan,” kata Gubernur. (www.citizenjurnalism.com).

Turrnyata, lain Nugerri Jepun (Indone Sana) lain pula negeri Indone Sini. Di Jepun, konon jenderal yang pasukannya kalah perang, merasa sangat marru kepada Kaisar. Lalu dilakukannya tindakan hara kiri. Mungkin dalem pikirnya : “Gue tak burruguna. Negara terah memberi fasiritas, kehormatan, kesempatan burbuat baik pada Negara, tapi gua tida bucus. Maru aku maru, rrubih baik saya mati saja, daripada hidup munanggung marru.” Njuk dikeluarkenlah pedang Katana, super tajam, ukurannya lebih pendek daripada pedang samurai. Dengan hati hancur karena malu, dipertanggung jawabkennya keteledorannya dengan menyerahkan nyawanya ke haribaan Tenno Haika. Darah perwira membasahi bumi negeri, menjadi tetenger untuk generasi penerus, bahwa bagimu negri, tidak cukup berbuat baik, harusnya sangat amat baik.



Itu di negeri Indone Sana. Lha di Indone Sini, Tidak malu tapi malah marah. Dilakukannya tindakan hara kanan. Daripade menyobek perut lebih baek mengisi perut dengan makan bakmi, sembari mendamprat anak buah. Sang jenderal-nya malah belagu suci. Menyalahken pasukan yang memang sudah bingung karena terlalu sering diumpat goblog. Katanya dengan nada tenor : “Kalian semua bajingan. Korupsi sudah mengerak di otak semua orang. Buat apa saya bayar mahal2. Kalian semua salah, kecuali saya. Kalian semua koruptor akut, kecuali saya. Awas, kalian akan saya laporkan ke pihak yang berwajib !”

Lha emangnye, pasukan itu anak buahnya siape. Nyang member prentah siapa. Nyang berkewajiban melakukan pengawasan siapa. Njuk Bliaow dilengkapi dengan perangkat SKPD, tenaga ahli, jagoan prosedur, ahli administarsi, sampek pasukan pengawas dari Bawasda, pengawas lapangan dari dinas dan Satpol PP buat ape ? 

Konyoool .. konyol. (konyol jaran ?)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar