TETAPLAH MENDEKATI SUMBER KEBAIKAN
jangan mencuci bajuk pake aer kencing
Wis ngoja-ngaji, wis hoja-haji, wis
umrah-umroh, kok ya isih ngunthetan, korupsi, suka omong buruk dan pikirane
rada mambu saru. Itulah perilaku para munafik, bahan baku kerak neraka. Di
belahan dunia lain, seusai acara peribadatan, para mafia mengunjungi
rohaniawan. Mohon didoakan untuk semua kebaikan, sembari menyerahkan donasi ke
beberapa panti asuhan anak yatim piatu. Embuh itu uang dari narkoba, laba dari
perdagangan esek-esek atau dari bisnis rumah
perjudian. Para mafia munafik itu bagai orang yang mencoba mencuci jas
pantalonnya dengan air kencing.
Tapi, benarkah para munafik dan
pendosa kudu di karantina di pulau terpencil, agar tak menghegemoni masyarakat
dengan ulah jijiknya ? Sambil di-sadhuk-i siang dan malam biar kapok. Kemudian
dibongkar borok aibnya di seribu media pemberitaan. Lalu padanya diharamkan
untuk mengunjungi rumah ibadah dan para ulama.
Dalam kisah klasik, ada cerita
tentang seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa ingin bertobat. Tapi seorang Pak
Kyai yang kemlinthi dengan goblognya, malah menghakimi : "Gusti Allah ndak sudi melihat
wajah kriminalmu yang mrongos itu, apalagi menerima tobatmu." Lalu korban yang
99 orang digenapkan jadi 100 dengan selembar nyawa orang kemlinthi itu. Besok
harinya, si pembunuh mendatangi Kyai kedua yang lebih sepuh. Entah karena
ngeper, kali ini Beliau Mbah Kyai menyambut baik niat tobatnya. Si Pembunuh
diterima bak anak kandungnya. Di didik, diajari menata hati dan sehingga jadi
orang baik.
Para sohib yang lagi nganggur,
sehingga mau2nya membaca tulisan dobol kuro ini, yen di-pikir2, bukankah Gusti
Allah hadir untuk menyambut tobatnya para pendosa. Agama itu ada, justru untuk
merehabilitasi para kriminal ? Gusti Allah adalah Yang Maha Penyayang (ghofurur
rokhiim) diantara yang penyayang.
Oleh karena itu, wahai hatiku yang
gundah gulana, yang tobat dan kumat lagi, para sedherek begal sutrisna, para
penipu ingkang cinaket ing manah, dan para kadang penculik ingkang tansah
sinarawedi, ugi kaum munafik yang mesakaken kerna bola-bali-bola teperdaya
tipuan syaithon, jangan putus harapan untuk kembali ke kebaikan. Kunjungi para
Ulama, Rohaniawan, Rama Pastur, Pendeta, Pedande, Para Sifu, untuk ngobrol,
rerasan, curhat. Bahkan kalau you bolehnya sowan cumak mau umuk tentang
kehebatan duniawimu, juga buleh kok, Bro. Keep in touch dengan sumber2
kebaikan. Karena kita semua tak tahu, entah pada kunjungan ke berapa ratus,
hati akan terbuka.
Kecelakaan yang tercelaka, adalah
ketika seseorang rumangsa suci dan oleh karena itu merasa berhak untuk
menghakimi orang lain, lalu cuocotnya sampai hati “mem-bajingan-kan” semua
orang. Dia yang merasa sudah suci, tak butuh untuk mendekati sumber2 mata air
kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar