Selasa, 08 Maret 2016

GUSTI ALLAH RINDU PENDOSA INSYAF



TETAPLAH MENDEKATI SUMBER KEBAIKAN
jangan mencuci bajuk pake aer kencing

Wis ngoja-ngaji, wis hoja-haji, wis umrah-umroh, kok ya isih ngunthetan, korupsi, suka omong buruk dan pikirane rada mambu saru. Itulah perilaku para munafik, bahan baku kerak neraka. Di belahan dunia lain, seusai acara peribadatan, para mafia mengunjungi rohaniawan. Mohon didoakan untuk semua kebaikan, sembari menyerahkan donasi ke beberapa panti asuhan anak yatim piatu. Embuh itu uang dari narkoba, laba dari perdagangan esek-esek atau dari bisnis rumah perjudian. Para mafia munafik itu bagai orang yang mencoba mencuci jas pantalonnya dengan air kencing.

Tapi, benarkah para munafik dan pendosa kudu di karantina di pulau terpencil, agar tak menghegemoni masyarakat dengan ulah jijiknya ? Sambil di-sadhuk-i siang dan malam biar kapok. Kemudian dibongkar borok aibnya di seribu media pemberitaan. Lalu padanya diharamkan untuk mengunjungi rumah ibadah dan para ulama.

Dalam kisah klasik, ada cerita tentang seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa ingin bertobat. Tapi seorang Pak Kyai yang kemlinthi dengan goblognya, malah menghakimi : "Gusti Allah ndak sudi melihat wajah kriminalmu yang mrongos itu, apalagi menerima tobatmu." Lalu korban yang 99 orang digenapkan jadi 100 dengan selembar nyawa orang kemlinthi itu. Besok harinya, si pembunuh mendatangi Kyai kedua yang lebih sepuh. Entah karena ngeper, kali ini Beliau Mbah Kyai menyambut baik niat tobatnya. Si Pembunuh diterima bak anak kandungnya. Di didik, diajari menata hati dan sehingga jadi orang baik.



Para sohib yang lagi nganggur, sehingga mau2nya membaca tulisan dobol kuro ini, yen di-pikir2, bukankah Gusti Allah hadir untuk menyambut tobatnya para pendosa. Agama itu ada, justru untuk merehabilitasi para kriminal ? Gusti Allah adalah Yang Maha Penyayang (ghofurur rokhiim) diantara yang penyayang.

Oleh karena itu, wahai hatiku yang gundah gulana, yang tobat dan kumat lagi, para sedherek begal sutrisna, para penipu ingkang cinaket ing manah, dan para kadang penculik ingkang tansah sinarawedi, ugi kaum munafik yang mesakaken kerna bola-bali-bola teperdaya tipuan syaithon, jangan putus harapan untuk kembali ke kebaikan. Kunjungi para Ulama, Rohaniawan, Rama Pastur, Pendeta, Pedande, Para Sifu, untuk ngobrol, rerasan, curhat. Bahkan kalau you bolehnya sowan cumak mau umuk tentang kehebatan duniawimu, juga buleh kok, Bro. Keep in touch dengan sumber2 kebaikan. Karena kita semua tak tahu, entah pada kunjungan ke berapa ratus, hati akan terbuka.

Kecelakaan yang tercelaka, adalah ketika seseorang rumangsa suci dan oleh karena itu merasa berhak untuk menghakimi orang lain, lalu cuocotnya sampai hati “mem-bajingan-kan” semua orang. Dia yang merasa sudah suci, tak butuh untuk mendekati sumber2 mata air kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar