Selasa, 08 Maret 2016

RAKYAT SEKARAT, MEDIA BERITA KUAT



MEDIA BERITA, MEDIA PENGADU DOMBA RAKYAT
sesama pendukung goblog seorang CaKaDa mbok ya akur..

Media berita, bahu membahu dengan media sosial mengibarkan the spirit of tumbak cucukan (seneng lapuran, wadul atawa sedikit2 curhat). Berita kontroversial yang mengundang pro kontra, soal pulitik, agama, etnik, di goreng lalu di sharing ke media sosial. Ada juga bola panas dari khasanah PilGub DKI. Kata mereka para kawan : "Pilih makan daging kambing curian atawa daging babi hasil pembelian ?"

Jadi CaGub yang muslim, without any pengadilan, sudah pasti harus koruptor (kambing curian). Knapa begitu, karena di Indone Sini, yang mayoritas muslim, maka koruptornya 99,99% adalah muslim. Jadi, setiap CaGub muslim, besar kemungkinan bukan golongan yang 0,01%. Secara logika, mestinya, Syech Non Muslim soeda barang temtoe adalah golongan Super Jujur. Meski babi tapi ditanggung bukan colongan, dengan bukti bahwa dia brani berkata keras. Orang kaluk brani berkata keras, clebang-clebung, pasti nggak ada beban, pastilah tak menyembunyikan sesuatu kebusukan dalem amalnya. Pasti Jujur !

Secara gampangan, formula, logikanya jadi begini. Karena hal A, maka ada gejala B. Jadi bila ada gejala B tentulah sebabnya hal A. Bila motor digeber ngebut, pasti speedo meternya menunjuk angka 80. Jadi kapan2, kaca speedo meter motorku akan kulepas, lalu jarumnya tak tarik pelan2, pasti motorku akan melaju. Bila tak tarik lagi sampek angka 80, pasti motorku melesat.  Sungguh logika yang teramat cerdas.

Dengan logika simpel ini, CaKaDa muslim (mesti korupsi) bakal kalah pamor duluan. Tapi sayangnya mereka tak tega berkata kotor. Padahal berkata kotor itu kunci sukses. karena yang brani berkata kotor, clebang-clebung, pasti hatinya bersih dan mesti jujur.

Kejadian media pemberitaan menggeber semua berita agar khalayak ramai ber-reaksi, entah reaksinya baik entah buruk, persis seperti lapuran anak TK pada gurunya. Katanya : "Bu Guyuu, Mas Anu tadi  ngomong saru. Dia ngomong k****l." Lha Bu Guru tentu saja njenggirat kaget. Dalam hati Beliau ketawa ngakak. Tapi demi etika, maka Beliau pura2 marah dan Mas Anu yang suka ngomong Anu, yaitu alat penting buat Anu, lalu dijewer.

Hanya saja, di dunia internet, yang marah bukan Bu Guru yang penuh cinta dan permakluman, tapi para netizen yang hidup se-hari2nya kurang bahagia. Mereka yang hatinya galau sebab bar diseneni boss-e. Dia yang hatinya morat-marit karena dimotivasi oleh teroris tulen. Para penyabung  yang ayam jagonya kalah bertarung. Atauu para Ban Serep, yaitu pemuda yg secara resmi punya pacar, tapi ternyata cumak buat batu loncatan, dan ceweknya habis nelpon, mengumumkan putus karena sudah nemu wong goblog yang lebih keren.  



Mereka mudah diadu-domba. Maka terjadilah hujan caci maki dan saling mencela. Komentar yang lalu dikomentari yang kemudian dikomentari lagi dst sampek mbulet. Komentar yang beranak pinak dan ber MLM. Media pemberitaan laku keras. Rakyat sekarat, media kuat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar