Selasa, 08 Maret 2016

SUMPAH ! INI SAMPAH !



SABOTASE ATAU KELALAIAN FATAL
keduanya adalah berita marketable

Wong nek ana dompet ilang (alias barang ghoib) nang Pecinan Megelang, cukup hubungi "Bang Mus". Lalu dengan mode heart to heart barang ghoib tadi dapet ditemuken. Lho barang ghoib saja bisa ditemukan dengan sebuah kearifan lokal, apalagi barang katon (bagaskara).

Lha ini ada temuan barang katon (dhohir), tangible, terlihat, teraba, berupa bungkus kabel ber-truck-truck, kok ora ketahuan seka ngendi parane. Kan ada merk-nya, ketahuan pabriknya, grosir resminya, toko pengecernya, itu kabel listrik atau telepon, nek kabel listrik atawa telepon kira2 nyang pakek siapa. Kan kita punya pulisi, BIN, telik sandi sampai dukun2 jempolan yang menjadi konsultan tak resmi.

Lho ini barang katon bagaskara lho, Dul. Deket istanaa lagi ! masuk area ring satu. Lagi ! Lha kok ada crita kamera CCTV macet, sehingga oknum yang memasukken ber-truck-truck (kata orang batak : “ber turuk-turuk."), kok bisa ndak terekam kamera. Itu penjahit termangsuk bangsa Tuyul, Gendru Waow apa David Copperfield ?



Bila tak kunjung ketemu dan dianggep misterius, hal ini akan menimbulken sangkaan (dzon), entah Khusnu Dzon, Su'u Dzon atau Fadli Dzon, tentang skenario drama kolosal. Bahwa banjir Jakarta ituu, kaluk bukan sebuah kesengajaan tentu adalah satu ketelodoran. Kedua jenis dzon ini, sama2 marketable di moment PilGub.

Bila ini adalah sebuah ketelodoran lama, tumpukan sampah jaman baheula, maka akan ter-hipotesis-kan dengan sukses, bahwa Gubernur terdahulu adalah Maha Gombal, hi hi hi... Gubernur yang sekarang adalah Maha Hebat. Sungguh beruntunglah kita punya pemimpin jempolan. Mangkanya dipilih lagi ya ?

Bila ini temuan baru, artinya barang ini by design sengaja diletakkan di gorong2 untuk bikin banjir, maka sungguh benarlah bahwa ini adalah sebuah sabotase, hua ha ha ha.

Siapa yang di sabotase ? Tentu saja Sang pahlawan.
Siapa yang men-sabotase ? Pastinya para ekstrimis rasis dan fanatist agama ekstrim, di bawah komando lawan2 pulitiknya.
Sungguh kasihan Sang Pahlawan.
Betapa sulitnya mendobrak sebuah mental korup di negara kita.
Jadi, lawanlah kedzoliman
So maan, everybody, give him a hand.
Mangkanya, dipilih lagi, ya ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar