SABOTASE ATAU KELALAIAN FATAL
keduanya adalah berita marketable
keduanya adalah berita marketable
Wong nek ana dompet ilang (alias
barang ghoib) nang Pecinan Megelang, cukup hubungi "Bang Mus". Lalu
dengan mode heart to heart barang ghoib tadi dapet ditemuken. Lho barang ghoib
saja bisa ditemukan dengan sebuah kearifan lokal, apalagi barang katon
(bagaskara).
Lha ini ada temuan barang katon
(dhohir), tangible, terlihat, teraba, berupa bungkus kabel ber-truck-truck, kok
ora ketahuan seka ngendi parane. Kan ada merk-nya, ketahuan pabriknya, grosir
resminya, toko pengecernya, itu kabel listrik atau telepon, nek kabel listrik
atawa telepon kira2 nyang pakek siapa. Kan kita punya pulisi, BIN, telik sandi
sampai dukun2 jempolan yang menjadi konsultan tak resmi.
Lho ini barang katon bagaskara lho,
Dul. Deket istanaa lagi ! masuk area ring satu. Lagi ! Lha kok ada crita kamera
CCTV macet, sehingga oknum yang memasukken ber-truck-truck (kata orang batak : “ber
turuk-turuk."), kok bisa ndak terekam kamera. Itu penjahit termangsuk bangsa Tuyul, Gendru
Waow apa David Copperfield ?
Bila tak kunjung ketemu dan
dianggep misterius, hal ini akan menimbulken sangkaan (dzon), entah Khusnu
Dzon, Su'u Dzon atau Fadli Dzon, tentang skenario drama kolosal. Bahwa banjir
Jakarta ituu, kaluk bukan sebuah kesengajaan tentu adalah satu ketelodoran.
Kedua jenis dzon ini, sama2 marketable di moment PilGub.
Bila ini adalah sebuah ketelodoran
lama, tumpukan sampah jaman baheula, maka akan ter-hipotesis-kan dengan sukses,
bahwa Gubernur terdahulu adalah Maha Gombal, hi hi hi... Gubernur yang sekarang
adalah Maha Hebat. Sungguh beruntunglah kita punya pemimpin jempolan. Mangkanya
dipilih lagi ya ?
Bila ini temuan baru, artinya barang ini by design sengaja diletakkan di gorong2 untuk bikin banjir, maka sungguh benarlah bahwa ini adalah sebuah sabotase, hua ha ha ha.
Siapa yang di sabotase ? Tentu saja Sang pahlawan.
Bila ini temuan baru, artinya barang ini by design sengaja diletakkan di gorong2 untuk bikin banjir, maka sungguh benarlah bahwa ini adalah sebuah sabotase, hua ha ha ha.
Siapa yang di sabotase ? Tentu saja Sang pahlawan.
Siapa yang men-sabotase ? Pastinya
para ekstrimis rasis dan fanatist agama ekstrim, di bawah komando lawan2
pulitiknya.
Sungguh kasihan Sang Pahlawan.
Betapa sulitnya mendobrak sebuah
mental korup di negara kita.
Jadi, lawanlah kedzoliman
So maan, everybody, give him a
hand.
Mangkanya, dipilih lagi, ya ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar