Rabu, 09 Maret 2016

QISAH DUA ORANG SOHIBek YANG QORIBek



Kiye guyonan sara, rika jangan marah, ya ?

Seorang Kyai bersohib ria dengan Pastur. Saking akrabnya, mereka sering saling meledek dengan guyonan yang nyrempet2 SARA.

Satu hari mereka berdua berjalan bareng mau ngebis guna menghadiri slametan hari jadi kabupaten. Setelah menunggu beberapa saat, datanglah bis "Maju Makmur" yang dinanti. Mereka naik dan dapet tempat di kursi paling belakang.

Ketika bis berjalan, Pak Kyai mengucap : "Bismillah.." Sohibnya nyeletuk : "Ini bis Maju Makmur, Mas. Bukan Bis Milah." Pak Kyai cuma mesam mesem.

Di perjalanan, hujan turun teramat deras. Tiba2 ada kilat menyambar diikuti suara guruh menggeledek. Pak Pastur secara spontan berucap : "Haleluyaaa .." Ujug2 sohibnya nyeletuk : "Itu halilintar, Kang. Bukan Haleluya." Sekarang giliran Pak Pastur yang mesam mesem.

Di hari yang lain, dalam rangka ber-olah-raga, pak Pastur dan Pak Kyai bersepeda sehat. Mula2 mereka bersepeda beriringan dengan santai. Ngobrol soal cuaca, gerhana matahari dan banyak hal. Lama-lama, sepeda Pak Kyai lebih cepat dan makin cepat.

Pak Pastur ketinggalan dan gemes hatinya. Sepedanya dikebut, lalu didahuluinya Pak Kyai. Sambil menyalip Beliau member aba-aba agar sohibnya tak kaget. Serunya : “Langgaar !” Pak Kyai rada geli, mengira sohibnya meledek dengan mengatakan “langgar”. Dalam bahasa Jawa, “langgar” adalah masjid kecil atau mushola.



Pak Kyai memutar otak, mencara bahan untuk membalas. Lalu sepedanya dikebut, hingga mendahului sohibnya. Pak Kyai member aba2 sambil ketawa : “Saliiib !” Tentu saja Pak Pastur baru sadar kalau sohibnya, kali ini mengecenya.

Lalu mereka berpacu dan saling mendahului. Ramai suara aba2, silih berganti : “ Langgar ! Salib ! Langgar ! Salib !” Tapi tenaga manusia ada batasnya. Suara mereka main lemah. Tanpa2 aba, mereka kompak untuk berhenti, sambil beritirohat, dengan napas ngos2an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar