Kamis, 24 Maret 2016

ESUK DELE SORE TEMPE SEMANGIT

Seorang hakim memutuskan perkara yang menyeret pengusaha dalam peristiwa pembakaran hutan sekian ratus hektar. Tidak Aneh bin Tidak Ajaib, si tertuduh ternyata bebas. Alasannya juga bikin orang ketawa sambil muntah. Kata hakim : “Tuduhan merusak alam gak terbukti babar bliass. Karena itu puhun2 di hutan hambok didiemin aje, lama2 toh bakalan arwana (=thukul) sendiri. Mosok bisa se, kon arep membunuh alam yang punyak ajian Rawarontek ? Piye wae tetep gak isoh !” Indone Sini marah. Seluruh posting FB dipenuhi tulisan goblog yang gegap gempita dan heroik : "LEMBAGA PENG-ADIL-AN gombal. Tak bisa dipercaya. Khianat. Seret hakimnya ke mahkamah kehormatan. Pecat ! Santhet ! Teroris ! "



Pada kasus itu, lembaga PENG-ADIL-AN telah dianggep goblog, disingkang-singkang lalu mendapat cap sebagai forum silaturahim naatsional kaum begundal.

Pada suatu kutika nyang laen, seorang pejabat idola masyarakat, tiba2 diduga terlibat kasus penggelapan. Lembaga Auditor Negara bertindak melakuken pemeriksaan. Semula bersifat audit-keuangan, tapi lama-lama naik status kegawatannya menjadi audit-investigasi. Negara diduga menderita kerugian sekian ratus milyard. Lembaga itu-pun lalu meneruskan hasil audit-nya ke lembaga anti rasuah idola, yaitu Komisi Anu.



Kata mereka dengan goblognya : “Idola-ku tak mungkin bersalah. Beliau orang suci. Kita tidak bisa mem-vonis seseorang sebelum ada proses peradilan yang sah dan resmi. Dilapurken ke Komisi Anu belum sebuah keputusan. Komisi Anu bisa saja salah. Lembaga auditor diperalat parte pulitik. Masih ada proses peradilan yang akan membuktikan salah tidaknya. Percayakan prosesnya pada LEMBAGA PENG-ADIL-AN. Biarlah pengadilan yang menentuken, apakah beliaow itu salah off tidak.”



Pada kasus itu, masyarakat goblog yang tadinya alergi dengan lembaga PENG-ADIL-AN, kini berbalik tambah goblog dan menaruh harapan baik padanya. Lembaga itu ujug2 menjadi lembaga tersayang. Karena mampu menjadi tudung, aling2, legitimator ketidak-bersalahan tokoh idola.



(pantesan, sekarang banyak pemuda goblog ingkar janji. ternyata the spirit of "esuk dele sore tempe bosok" memang baru usum).

Rabu, 23 Maret 2016

WONG UDAN BAE ANA BLEDEG-E

Di satu pasar tradisional, di Republik Demokratik Pang-Inyong-an Tegal, ada mbok bakul (penjual), yang istirahat kerna capek sebab seharian memanggul tenggok dagangan. Tenggok diletakkan, lalu Beliau ngulet (menggeliat). Tiba2 ada rasa pengin pipis. lalu dia berdiri mojok di sudut bangunan, dekat kontainer sampah. Setelah dirasa aman, tak ada yang melihat, lalu kainnya (jaritnya) dicincing, berdiri sembari merenggangkan kakinya. Dia pipis dengan nyamannya. Lalu ada lantunan audio gini : "Serrrr.... kricik-kricik-kricik .... duuut !"




Ternyata, didekatnya, dibalik kontainer, ada petugas sampah lagi jonggok sambil membetulklan sapu lidinya. Si petugas njenggirat mendengar suara "duuut", lalu dengan goblognya dia memprotes irama musik yang terasa kurang harmonis.

Petugas : "Lho ? Mbegayune, deneng si ko ana suara duut ? Rika pipis sembari ngentut, ya ?"

Mbok Bakul : "Hee, mas ! Rika belih kena protes. Wong agine udan bae, mesti ada suara bledeg-e, apa maning kiye."



Petugas : "Bujubuset, asem. Rika pinter njawab, persis kaya anggota De Pe Er bae."

FABEL PULITIK, kampanye goblog yang mujarab


Seekor ayam jago Inkumben nyalon lagi jadi CaGub. Berbagai upaya dilakukan untuk menaikkan daya coblos. Tilik ndesa, masuk selokan, berkunjung ke komunitas tukang bajay, makan di warteg dan berbagai macem trick pencitraan lainnya serta kampanye terselubung pake duit negara. Demi tujuan baik, cara apapun serasa halal untuk dilakuken. Tujuan menghalalkan cara.

Kali ini, dia melakukan trick goblog yang diluar dugaan ternyata cukup ampuh meraih simpati para ayam pendukungnya. Sekarang, semua babon, kuthuk, dere, ayam jago, ayam etnis Bangkok, etnis Pelung etnis Bekisar, memuja dan melantunkan namanya di setiap kesempatan.



Tahukah kawan, trick goblog apa yang dilakukannya ? Yang amat cocog dengan pendukung goblognya ?

Cagub itu, bekerjasama dengan majalah terbitan luar negeri yang selalu dipandang keren untuk mengabarkan kehebatannya. Yaitu majalahnya kaum Musang, yang di-order-nya buat menobatkan dirinya sebagai Gubernur Terbaik versi masyarakat pemangsa ayam.



Dengan penobatan itu, para ayam pendukungnya jadi percaya, bahwa junjungan idolanya adalah ayam terbaik yang bakal membawa keberkahan dan melindungi bangsa ayam (dari serangan musang).

MARKETING GOBLOG PALING UP TO DATE


Saat seorang pemuda (negara) goblog bingung ndak punya duit, rekannya (negara lain) mengeluh lapar dan mintak ditraktir makan.

A : "Mas, saya lapeeer banget. Mbok kiranya berkenan mentraktir saya untuk makan siang."

B : "I'd love to, but now I don't have any money. Nyong gek bokek, jee. Njuk piye, ya ?"

A : "Haa, aku ada ide cemerlang. Minimal cemerlang bagiku. Nih, ente tak utangi 100 rebu, jadi now, you punyak duit buat nraktir owe. Mari saya ditraktir nasi, capjay dan booyunghay. Bolehnya mbeli, di warung nasik saya. Mangsaannya sunggu ciamik."



B : "Wah, idemu sungguh cemerlang. Sudah lama saya pengin jalan2 keluar RT lalu njajan di warungmu. Berkat jasamu, kini impianku jadi nyata. Tengkyu berat, temanku. "



Maka, dengan duit utangan dari A, pemuda B yang goblog makan enak di warung nasik temen-e itu. Habis makan, masih nambah blanja2 beli mainan anak sepur2an dari bahan blek, jualannya anaknya Mas A.

Senin, 21 Maret 2016

TAKTIK KUNO YANG UP TO DATE GOBLOGNYA

Syahdan kata sohibul hikayat, satu saat Bapa Adam as sedang duduk2 menikmati suasana syurga yang adem. Lalu datanglah Don Alejandro el Ibliso la atletico (berbody atlit) de la Kong De (berbokong gede) mengajak ngobrol : “Hay Adam, lagi apa nee ?” Bapa Adam yang nngantheng menjawab : “Hay, Ibliso, Gusti Allah maringi kebaikan padaku. Mangga pinarak, menawi ngersaaken dhahar duren, silahken dipundhut”. Maka sebatang pohon duren jumbo, nenek moyangnya Duren Candy seperti miliknya Mbah Joyo yang ada di Candimulyo, Kab Megelang, merunduk mengulurkan buah ranumnya.



Iblis mulai mengemas redaksi jebakannya : “Bro, lihatlah bumi dari sini. Tampak jelas sekali. Sebagian tanahnya subur, hutannya lebat, sebagian lagi gurun pasir. Kaluk hidup disana ngrekasa, ya ? Pengin duren kudu nanem sendiri. Mau makan jagung kudu nandur dewe. Belum kaluk baru usum tikusan. Rekasa nggih ?”

Adam mulai mengerut dahinya : “Bener juga katamu, Ibliso. Alangkah baiknya bila aku bisa tetep berada di syurga.” Iblis makin menggiring : “Lha itu cita2 mulia, Bro Adam. Semua manusia anak keturunanmu kudu punya cita2 mulia seperti ini, yaitu masuk ke dalem Paradiso (Firdaus). Tapii, bagi spesies manusia, mau nggak mau you harus hidup rekasa dulu di dunia, kecualii …”

Adam mulai terpancing : “Kecuali apa Brotha Ibliso ?

“Kecuali you mau mendahar buah Khuldi itu, “ kata Ibliso.

"Kecuali", kata Iblis. "Kecuali bila kau mau memakan buah khuldi ini, maka tak perlu lagi melalui proses ujian turun ke dunia sengsara, bisa langsung lulus cum laude masuk ke syurga." tambahnya lagi.


Adam bertanya : “Ee..lho ? Bukanlah itu buah pohon terlarang ? Gue sudah dilarang sama Gusti Allah untuk mendekatinya, po neh mendahar buahnya ?”

Iblis menuntaskan jebakannya : “Lha ya itu. Sebagai senior yang sudah ribuan tahun disini, aku tahu memang itu adalah buah keabadian. Barangsiapa memakan buahnya, maka dia seperti mem-by pass jalur regular . Ibaratnya ikut jalur khusus. Ndak perlu ke dunia yang ngrekasa, langsung bisa lulus cum laude masuk syurga.”

Singkat kata, Nabi Adam njuk terpikat buat melaksanaken cita2 yang luhur yaitu masuk syurga, tapi dengan jalan yang salah. Sebetulnya dengan memakan atau tak memakan buah Pohon Terlarang, Adam tetep akan turun ke dunia. Bila Beliau patuh, ndak nerak larangan Gusti Allah, Adam akan turun sebagai wakil Gusti Allah. Pakai mobil dinas keren, ada ajudan, uang saku, penginepan berbintang 6, fasilitas komplit plit dst. Tapi, dengan melanggar larangan, maka posisinya sebagai orang hukuman yang ditundhung turun ke alas buangan.

Tapi Gusti Allah itu adalah Tuhan Yang Maha Penyayang Diantara Yang Penyayang (ghofurur rokhiim). Kepada Adam as diajarkanNya satu kalimat doa yang indah : "Duh Gusti Allah, memang aku telah men-dzolim-i diriku sendiri. Seandainya Paduka mboten kersa maringi ampunan, estu2 dalem termasuk orang yang teramat sangat merugi." Lalu dengan sarana doa itu, seluruh dosa-dosa diampunkanNya. Resik sik tak meninggalkan bekas warisan dosa ke anak cucunya.



Para sedherek minulya, kesalahan sama dibuat oleh anak cucu Adam. Mencapai cita2 luhur dengan jalan curang. Tujuan yang baik, membuat cara apapun dikira menjadi halal. Tujuan menghalalken cara.Pengin jadi pemimpin, dengan cara mem-fitnah kompetitornya, memanfaatkan media pemberitaan untuk melakuken penipuan, pencitraan dst.

Cara kuna, cara Iblis, ternyata tetep up to date hingga detik ini. Dipatuhi orang2 goblog di zaman akhir.

Minggu, 20 Maret 2016

SAY NO TO KHILAFAH, WELLCOME PANCA SILA



Say NO to Khilafah. Kita adalah negara Panca Sila. Barangsiapa masih bermimpi tentang khilafah, silahken minggat dari Nusantara, jadilah onta2 dungu di padang pasir. Itulah seruan sebagian masyarakat tentang Khilafah Islamiyah yang serem. Bayangkan, big brotha, pencuri ditugel tangane, pezina dicambuk pakek cambuknya Indiana Jones sampek robek2 gegernya dan ada pula hukuman rajam. Dibandem watu sampek modiar (stoning to death). Benarkah khilafah itu mungsuhnya Panca Sila ? Ini ada cerita pengantar nggarap PR matematika yang syahdu.

Sama seperti kekhalifahan dan kerajaan Islam sebelumnya, Turki Utsmani juga menunjukkan perhatian yang besar dan pengakuan hak-hak non-muslim di wilayah mereka. Prinsip ini telah dituntunkan oleh syariat Islam, bagaimana hendaknya interaksi negara kepada non-muslim. Mereka dilindungi, diberikan kebebasan beragama, dan bebas dari penganiayaan. Di antara pengaturan yang pertama dibuat adalah Perjanjian Umar ibn al-Khattab yang menjamin orang-orang Nasrani di Jerusalem dengan kebebasan beragama dan keselamatan. Hal yg amat berbeda ketika kaum agama X merebut Yerusalem dari kaum musliman dan disusul dengan pembantaian masal.
 

Pengaturan dan undang-undang hak masyarakat non muslim ini pun segera dipraktikkan oleh Sultan Muhammad al-Fatih ketika menaklukkan Konstantinopel tahun 1453 dengan mayoritas komunitas Nasrani-nya. Sejarah mencatat, Konstatinopel adalah pusat Kristen Ortodoks dunia dan masih memiliki populasi yang besar. Sebagai sebuah kerajaan yang wilayah kekuasaannya meluas hingga Eropa, semakin bertambah pula non muslim yang berada dalam otoritas Turki Utsmani. Sebagai contoh, pada tahun 1530, lebih dari 80% rakyat Turki Utsmani di Eropa adalah non muslim. Untuk mengatur ini, Sultan Muhammad menerapkan sistem baru yang kemudian dikenal dengan sistem millet.

Setiap agama terakomodir dengan sistem ini. Millet berasal dari kata bahasa Arab yang berarti “bangsa”, hal ini menunjukkan bahwa Turki Utsmani menyatakan bahwa mereka adalah pelindung bangsa-bangsa yang ada di dalam pemerintahannya. Setiap agama dianggap millet sendiri, dengan beberapa millet yang ada di kesultanan. Sebagai contoh, semua orang Kristen Ortodoks di Kekaisaran Ottoman dianggap sebagai merupakan millet, sementara semua orang Yahudi merupakan millet lain. Ke BHINNEKA an berbagai millet tak menghalangi diterapkannya keadilan bagi seluruh penduduk (TUNGGAL IKA)

Setiap millet diizinkan untuk memilih TOKOH AGAMA sendiri untuk memimpin mereka. Dalam kasus Gereja Ortodoks (Gereja terbesar di Kekaisaran Ottoman), Patriark Ortodoks (Uskup Agung Konstantinopel) adalah pemimpin terpilih millet. Para pemimpin millet diizinkan untuk menegakkan aturan agama mereka sendiri pada orang-orang mereka. Hukum Islam (Syariah) TIDAK memiliki wewenang hukum atas non-Muslim di Kekaisaran Ottoman.

Dalam kasus kejahatan, orang akan dihukum sesuai dengan aturan agama mereka sendiri, bukan syariat Islam atau hukum agama lainnya. Sebagai contoh, jika seorang Kristen terbukti mencuri, dia akan dihukum sesuai dengan hukum Kristen dalam masalah pencurian. Jika seorang Yahudi yang mencuri, dia harus dihukum sesuai dengan hukum Yahudi, dll. Syariat hukum Islam akan diterapkan jika yang melakukan pidana adalah seorang Muslim, atau ketika ada kasus yang melibatkan dua orang dari millet yang berbeda (missal Yahudi dengan Islam atau Kristen dengan Yahudi pen.). Dalam hal ini, seorang hakim Muslim akan memimpin kasus dan ia akan memutuskan sesuai dengan penilaian terbaik.

Selain HUKUM AGAMA, millet diberi kebebasan untuk menggunakan BAHASA mereka sendiri, mengembangkan LEMBAGA mereka sendiri (GEREJA, SEKOLAH dll), dan mengumpulkan pajak. Pemerintah Turki Utsmani hanya melakukan kontrol atas millet melalui para pemimpin mereka. Para pemimpin millet wajib melapor ke sultan. Jika ada masalah dalam sebuah millet, sultan akan berkonsultasi dengan pemimpin millet. Secara teoritis, populasi Muslim di Kerajaan Turki Utsmani juga merupakan millet, dengan sultan (raja) sebagai pemimpin milletnya.

Sistem millet ini tidak berlangsung sampai akhir Kerajaan Utsmani. Setelah kerajaan mulai mundur dan lemah pada tahun 1700-an dan 1800-an, campur tangan EROPA di kerajaan pun menguat. Ketika organisasi LIBERAL disahkan tahun 1800-an, sistem millet (ke-BHINNEKA-an) dihapuskan, dan sistem pemerintahan sekuler (HUKUM MENURUT TAFSIR PENGUASA) ala Eropa lebih ditonjolkan. Turki Utsmani dipaksa untuk menjamin “hak” agama minoritas, padahal hakikatnya mengekang kebebasan mereka. Bukannya diizinkan untuk memerintah diri mereka sesuai dengan aturan yang mereka tetapkan (ke-BHINNEKA-an), semua kelompok agama dipaksa untuk mengikuti aturan yang sama yakni hukum sekuler (ke SERAGAM-an). Hal ini menjadikan sebuah akhir yang menyebabkan ketegangan umat beragama di kerajaan. Dan kemudian menjadi salah satu penyebab genosida terhadap orang-orang Armenia di Perang Dunia I, hari-hari keruntuhan Utsmani.

 

Penghapusan sistem millet oleh Eropa setelah kejatuhan Turki Utsmani, adalah pengingkaran terhadap KEBERAGAMAN. Kaluk dlm Panca Sila, kata BHINNEKA disetip, lalu diganti dengan kata SERAGAM. Maka jadilah SERAGAM TUNGGAL IKA. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, milik kita itu, itu sudah sangat pas. Walau berbeda-beda tapi tetap (ber)SATU. Bisa juga diwalik Tunggal Bhinneka Ika, walau bercita rasa SATU tapi sebetulnya ada keberagaman dan perbedaan. Bersatu tak harus sama. Contoh yang paling nyata adalah sambel terasi. Lombok yang pedes, garem yang asin dan terasi yang beraroma udang, diulek dadi sambel yang nyamleng. Asinnya masih terasa, pedesnya amat nyata dan rasa terasinya masih bisa dideteksi, ini terasi dari Juwana, Lasem atau Cirebon. Contoh lain yang tak kalah nyamleng adalah Gado-gado Betawi. Sambel kacang berbeda dengan kacang panjang, ndak sama dengan emping, bukan telor rebus, bukan pula tomat, kecambah atawa brambang goreng. Tapi betapa mereka yang masing2 berbeda bisa tampil kompak dengan sedemikian lezatnya.

 

Jadi, para sedherek, yg ngomong bahwa Khilafah itu bukan Panca Sila, otoriter, arab, FPI, PKS, memaksakan hukum syariah Islam kepada non muslim, ya silahken mencoba melakukan kajian lagi.

Jumat, 11 Maret 2016

HARA-KIRI, HARA-KANAN dan HARA-KERE
hikayat jenderal yang tak tahu malu

Lain nugerri Jepun (Indone Sana) lain pula negeri Indone Sini. Di Jepun, konon jenderal yang pasukannya kalah perang, merasa sangat marru kepada Kaisar. Lalu dilakukannya tindakan hara kiri (merajang usus sendiri). Mungkin dalem pikirnya : “Gue tak burruguna ! Negara terah mumburi fasiritas, kuhurumatan, kesempatan untuk burubuat baik pada Negara, tapi gua tida bucus ! Maru aku maru, rrubih baik saya mati saja, daripada hidup munanggung marru !” 

Njuk dikeluarkenlah pedang Katana yang super tajam dengan ukuran lewih pendek daripada pedang samurai. Dengan hati hancur karena malu, dipertanggung jawabkennya keteledorannya dengan menyerahkan nyawanya ke haribaan Tenno Haika. Pedang setajam silet ditubleskan ke perut sendiri. Darah memancar. Sambil meneguhkan tekad, digerakkannya sisi tajam yang terhunjam, kearah mendatar dan vertikal. Darah makin menyembur. Giginya gemeretak menahan sakit, tak satu keluhanpun terucap, Jiwanya bergairah gilang gemilang karena telah mampu menjaga kehormatan. Ususnya terpotong-potong, brodol. Darah perwira bertanggung-jawab, jenderal yang masih punya urat malu, membasahi bumi negeri. Menjadi tetenger untuk generasi penerus, bahwa demi “bagimu negri”, tidak cukup berbuat baik, harusnya amat sangat baik.


Itu di negeri Indone Sana. Lha di Indone Sini (The Home Land of Lenggak-lenggok nDangdut), Bila ada kesalahan fatal, Sang Pemimpin ndak brasa malu sedikitpun, tapi malah marah. Dilakukannya tindakan HARA KANAN sekaligus HARA KERE. HARA KANAN, ialah belagu suci. Berlagak pilon yang plin-plan. Merasa dirinya paling benar (rumangsa golongan kanan, on the right side). Yang lain goblog, kurupsi, FPI, Arab ekstrimist dll.

Sedangken HARA KERE, ialah bertindak kere. Bukannya cancut tali wanda, rembugan mencari jalan keluar atas kesalahan kolektif, tapi malah mem-bajingan-kan pasukan yang memang sudah bingung karena terlalu sering diumpat goblog. Katanya dengan nada tenor : “Kalian semua bajingan. Korupsi sudah mengerak di otakmu. Buat apa saya bayar mahal2. Kalian semua salah, kecuali saya. Kalian semua koruptor akut, kecuali saya. Awas, kalian akan saya laporkan ke pihak yang berwajib !”


Lalu para pemujanya, yang ndak pernah telaten mben ndina mbaca Surah Al Kahfi ayat 1-10, dan oleh karenanya mata hatinya burem jadi mudah tertipu akal Dajjal, makin ter-mehek2, meng-idola-kan-nya. Mereka malah surak2 memuja Pemimpin yang cangkeman, walao secara combat proven telah ber-kali2 error.

Kata mereka : :Inilah pemimpinku yang berani. Memang mulutnya ceplas-ceplos, tapi hatinya jujur. Ceplas-ceplos itu pertanda Bliaow ndak punya beban, ndak menyembunyikan rahsia selingkuh. Kakehan Cangkem Itu pertanda kejujuran.”

Para pemujanya, yang ber-etnis Jawa, mungkin pula sudah lama melupakan pesan2 bijak Para Datuk, Syech, Ki Ageng serta Tetua Tanah Jawa yang berbunyi " Tandane uwong sing durung bisa rumangsa, yaiku seneng mbenerke awake dewe lan seneng nyalahke liyan."

 

(dari pesawat tivi terdengar cemoohan Bang Komeng : "Huuu ... Huiiii !")

Rabu, 09 Maret 2016

QISAH DUA ORANG SOHIBek YANG QORIBek



Kiye guyonan sara, rika jangan marah, ya ?

Seorang Kyai bersohib ria dengan Pastur. Saking akrabnya, mereka sering saling meledek dengan guyonan yang nyrempet2 SARA.

Satu hari mereka berdua berjalan bareng mau ngebis guna menghadiri slametan hari jadi kabupaten. Setelah menunggu beberapa saat, datanglah bis "Maju Makmur" yang dinanti. Mereka naik dan dapet tempat di kursi paling belakang.

Ketika bis berjalan, Pak Kyai mengucap : "Bismillah.." Sohibnya nyeletuk : "Ini bis Maju Makmur, Mas. Bukan Bis Milah." Pak Kyai cuma mesam mesem.

Di perjalanan, hujan turun teramat deras. Tiba2 ada kilat menyambar diikuti suara guruh menggeledek. Pak Pastur secara spontan berucap : "Haleluyaaa .." Ujug2 sohibnya nyeletuk : "Itu halilintar, Kang. Bukan Haleluya." Sekarang giliran Pak Pastur yang mesam mesem.

Di hari yang lain, dalam rangka ber-olah-raga, pak Pastur dan Pak Kyai bersepeda sehat. Mula2 mereka bersepeda beriringan dengan santai. Ngobrol soal cuaca, gerhana matahari dan banyak hal. Lama-lama, sepeda Pak Kyai lebih cepat dan makin cepat.

Pak Pastur ketinggalan dan gemes hatinya. Sepedanya dikebut, lalu didahuluinya Pak Kyai. Sambil menyalip Beliau member aba-aba agar sohibnya tak kaget. Serunya : “Langgaar !” Pak Kyai rada geli, mengira sohibnya meledek dengan mengatakan “langgar”. Dalam bahasa Jawa, “langgar” adalah masjid kecil atau mushola.



Pak Kyai memutar otak, mencara bahan untuk membalas. Lalu sepedanya dikebut, hingga mendahului sohibnya. Pak Kyai member aba2 sambil ketawa : “Saliiib !” Tentu saja Pak Pastur baru sadar kalau sohibnya, kali ini mengecenya.

Lalu mereka berpacu dan saling mendahului. Ramai suara aba2, silih berganti : “ Langgar ! Salib ! Langgar ! Salib !” Tapi tenaga manusia ada batasnya. Suara mereka main lemah. Tanpa2 aba, mereka kompak untuk berhenti, sambil beritirohat, dengan napas ngos2an.

Selasa, 08 Maret 2016

GERHANA MATAHARI TOTAL DIPALU

Mengeti Dinten Goblog Naatsionaal.

Hari ini, pagi ini, banyak orang, rahayat biasa, golongan bangsawan dan cacah rucah, orang pinter, orang bodo, rame2 melakukan aksi sosial teraneh di dunia.  Tidak hanya itu, satu aliran sesat melakuakn ritual aneh yang sama.

Mereka semua, MELIHAT GERHANA MATAHARI TOTAL DI PALU.
Embuh sing benjut ndias-nya dewe2 ataukah mataharinya.

RAKYAT SEKARAT, MEDIA BERITA KUAT



MEDIA BERITA, MEDIA PENGADU DOMBA RAKYAT
sesama pendukung goblog seorang CaKaDa mbok ya akur..

Media berita, bahu membahu dengan media sosial mengibarkan the spirit of tumbak cucukan (seneng lapuran, wadul atawa sedikit2 curhat). Berita kontroversial yang mengundang pro kontra, soal pulitik, agama, etnik, di goreng lalu di sharing ke media sosial. Ada juga bola panas dari khasanah PilGub DKI. Kata mereka para kawan : "Pilih makan daging kambing curian atawa daging babi hasil pembelian ?"

Jadi CaGub yang muslim, without any pengadilan, sudah pasti harus koruptor (kambing curian). Knapa begitu, karena di Indone Sini, yang mayoritas muslim, maka koruptornya 99,99% adalah muslim. Jadi, setiap CaGub muslim, besar kemungkinan bukan golongan yang 0,01%. Secara logika, mestinya, Syech Non Muslim soeda barang temtoe adalah golongan Super Jujur. Meski babi tapi ditanggung bukan colongan, dengan bukti bahwa dia brani berkata keras. Orang kaluk brani berkata keras, clebang-clebung, pasti nggak ada beban, pastilah tak menyembunyikan sesuatu kebusukan dalem amalnya. Pasti Jujur !

Secara gampangan, formula, logikanya jadi begini. Karena hal A, maka ada gejala B. Jadi bila ada gejala B tentulah sebabnya hal A. Bila motor digeber ngebut, pasti speedo meternya menunjuk angka 80. Jadi kapan2, kaca speedo meter motorku akan kulepas, lalu jarumnya tak tarik pelan2, pasti motorku akan melaju. Bila tak tarik lagi sampek angka 80, pasti motorku melesat.  Sungguh logika yang teramat cerdas.

Dengan logika simpel ini, CaKaDa muslim (mesti korupsi) bakal kalah pamor duluan. Tapi sayangnya mereka tak tega berkata kotor. Padahal berkata kotor itu kunci sukses. karena yang brani berkata kotor, clebang-clebung, pasti hatinya bersih dan mesti jujur.

Kejadian media pemberitaan menggeber semua berita agar khalayak ramai ber-reaksi, entah reaksinya baik entah buruk, persis seperti lapuran anak TK pada gurunya. Katanya : "Bu Guyuu, Mas Anu tadi  ngomong saru. Dia ngomong k****l." Lha Bu Guru tentu saja njenggirat kaget. Dalam hati Beliau ketawa ngakak. Tapi demi etika, maka Beliau pura2 marah dan Mas Anu yang suka ngomong Anu, yaitu alat penting buat Anu, lalu dijewer.

Hanya saja, di dunia internet, yang marah bukan Bu Guru yang penuh cinta dan permakluman, tapi para netizen yang hidup se-hari2nya kurang bahagia. Mereka yang hatinya galau sebab bar diseneni boss-e. Dia yang hatinya morat-marit karena dimotivasi oleh teroris tulen. Para penyabung  yang ayam jagonya kalah bertarung. Atauu para Ban Serep, yaitu pemuda yg secara resmi punya pacar, tapi ternyata cumak buat batu loncatan, dan ceweknya habis nelpon, mengumumkan putus karena sudah nemu wong goblog yang lebih keren.  



Mereka mudah diadu-domba. Maka terjadilah hujan caci maki dan saling mencela. Komentar yang lalu dikomentari yang kemudian dikomentari lagi dst sampek mbulet. Komentar yang beranak pinak dan ber MLM. Media pemberitaan laku keras. Rakyat sekarat, media kuat.


GUSTI ALLAH RINDU PENDOSA INSYAF



TETAPLAH MENDEKATI SUMBER KEBAIKAN
jangan mencuci bajuk pake aer kencing

Wis ngoja-ngaji, wis hoja-haji, wis umrah-umroh, kok ya isih ngunthetan, korupsi, suka omong buruk dan pikirane rada mambu saru. Itulah perilaku para munafik, bahan baku kerak neraka. Di belahan dunia lain, seusai acara peribadatan, para mafia mengunjungi rohaniawan. Mohon didoakan untuk semua kebaikan, sembari menyerahkan donasi ke beberapa panti asuhan anak yatim piatu. Embuh itu uang dari narkoba, laba dari perdagangan esek-esek atau dari bisnis rumah perjudian. Para mafia munafik itu bagai orang yang mencoba mencuci jas pantalonnya dengan air kencing.

Tapi, benarkah para munafik dan pendosa kudu di karantina di pulau terpencil, agar tak menghegemoni masyarakat dengan ulah jijiknya ? Sambil di-sadhuk-i siang dan malam biar kapok. Kemudian dibongkar borok aibnya di seribu media pemberitaan. Lalu padanya diharamkan untuk mengunjungi rumah ibadah dan para ulama.

Dalam kisah klasik, ada cerita tentang seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa ingin bertobat. Tapi seorang Pak Kyai yang kemlinthi dengan goblognya, malah menghakimi : "Gusti Allah ndak sudi melihat wajah kriminalmu yang mrongos itu, apalagi menerima tobatmu." Lalu korban yang 99 orang digenapkan jadi 100 dengan selembar nyawa orang kemlinthi itu. Besok harinya, si pembunuh mendatangi Kyai kedua yang lebih sepuh. Entah karena ngeper, kali ini Beliau Mbah Kyai menyambut baik niat tobatnya. Si Pembunuh diterima bak anak kandungnya. Di didik, diajari menata hati dan sehingga jadi orang baik.



Para sohib yang lagi nganggur, sehingga mau2nya membaca tulisan dobol kuro ini, yen di-pikir2, bukankah Gusti Allah hadir untuk menyambut tobatnya para pendosa. Agama itu ada, justru untuk merehabilitasi para kriminal ? Gusti Allah adalah Yang Maha Penyayang (ghofurur rokhiim) diantara yang penyayang.

Oleh karena itu, wahai hatiku yang gundah gulana, yang tobat dan kumat lagi, para sedherek begal sutrisna, para penipu ingkang cinaket ing manah, dan para kadang penculik ingkang tansah sinarawedi, ugi kaum munafik yang mesakaken kerna bola-bali-bola teperdaya tipuan syaithon, jangan putus harapan untuk kembali ke kebaikan. Kunjungi para Ulama, Rohaniawan, Rama Pastur, Pendeta, Pedande, Para Sifu, untuk ngobrol, rerasan, curhat. Bahkan kalau you bolehnya sowan cumak mau umuk tentang kehebatan duniawimu, juga buleh kok, Bro. Keep in touch dengan sumber2 kebaikan. Karena kita semua tak tahu, entah pada kunjungan ke berapa ratus, hati akan terbuka.

Kecelakaan yang tercelaka, adalah ketika seseorang rumangsa suci dan oleh karena itu merasa berhak untuk menghakimi orang lain, lalu cuocotnya sampai hati “mem-bajingan-kan” semua orang. Dia yang merasa sudah suci, tak butuh untuk mendekati sumber2 mata air kebaikan.