Minggu, 06 Desember 2015

Demen Mangan Brutu...

ET TU BRUTE ?

“Et tu, Brute?” adalah kalimat terkenal dalam Bahasa Latin. Ingkang artinya: "Kamu juga Brutus?". Ini kalimat yang dipercaya sebagai kata-kata terakhir yang diucapkan Julius Caesar, ketika ditikam belati dalam pengeroyokan pembunuhan di sebuah Sidang Parlemen Romawi. Pengkhianatan dan rencana pembunuhan terhadap Caesar ternyata tidak hanya dilakukan oleh lawan-lawan politiknya dalam Parlemen, namun juga Marcus Junius Brutus, seorang yang selama karirnya menjadi teman dekat dan sekutunya. 


Karena itu kalimat “Et tu, Brute?” menjadi sangat terkenal karena menggambarkan keterkejutan Caesar terhadap pengkhianatan Kang Brutus.

Tapi Di Endonesah, negeri dengan berjuta kemungkinan, kalimat itu bisa berlanjut tanpa terduga. Setelah ketahuan bahwa Pak X, Y dan Z jebul nggragas dalam ikut menjarah emas Freeport, keheranan atas pengkhianatan mendadak sontak berubah menjadi persekutuan.

Njuk terjemahan Et tu Brute bisa menjadi : "Wheee.. Lha iki Kang Brutus to ? Njanur gunuung, kadingaren, Kang. Njenengan kok kersa rawuh mriki. Mangga.. mangga .. pinarak. Punika wedang ipun sampun cumawis. Pisang goreng e nggih taksih anget. Mangga dipun kedhapi."

Lalu rencana pengkhianatan berakhir manis dengan perdamaian antar begundal. Sesama cecunguk terpanggil untuk saling memaklumi. Mereka malahan makin kuat dan kompak dalam melanjutken aksi perampokan negeri.

Tinggallah rakyat kecil, terutama rakyat Papua yang terus menerus bertanya tak habis pikir : "Et tu Bapa X ? Et tu Bapa Y ? Et tu, Bapa Z ?" Jawaban goblog dari Bapa-bapa itu sudah dapat diduga, yaitu : "As prek !"

Rabu, 02 Desember 2015

Laa ilaha illa your contrengan

TA'ARUF (kampanye) PASLON (PASANGAN CALON) WALIKOTA KE FORUM PENGAJIAN ?
meraih dunia dengan kegoblogan menggeser akhirat

Panca indera kita (melihat, mendengar, membau, mengecap rasa, menyentuh) menangkap fakta kejadian. Njuk pikiran kita bekerja mengolah fakta itu menjadi persepsi. Ada persepsi positip dan ada negatip (ini hal baik atawa itu hal yg kurang ajiar). Persepsi mempengaruhi emosi / feeling (tersanjung ataukah tersinggung). Emosi mempengaruhi fisiologi (mesam-mesem, ngguya-ngguyu ataukah melotot, muring2 dst), Fisiologi menggerakkan kita untuk melakukan tindakan (salaman, saling berpelukan atau malah gelutan dan sadhuk2an).



Forum peng-AJI-an, adalah forum untuk meng-KAJI (analisis), mana hal2 yang baik, mana yg buruk. Mana hal yg dianjurkan, diwajibkan, dicegah, atau dijarno wae. Dalam melakukan peng-KAJI-an, ada juga penjelasan ilmiah (terukur), kenapa sesuatu hal njuk diwajibkan, dicegah atau dibiarkan saja. Lebih dari itu, pengajian juga forum untuk forum untuk meng-AJI, meraih ke-AJI-an diri,, meraih derajat kejiwaan yang tinggi (AJI).


Yang sering meng-AJI, lalu mudeng akan punya landasan hidup (sipat kandel, ideology) yang kuat. Maka orang itu sudah mendapat AJI-AJI yang ampuh. Ndak akan salah jalan. Aji-aji itu adalah kondisi ikhlas, sumarah, semeleh marang Gusti Allah. Giat berupaya secara tenanan (jihad, mujahadahan) di (fii) jalan kebaikan (sabil) dari Tuhan (Allah). Jihad fii sabilillah = berjoang menata hati, melawan gejolah nafsu buruk, ndandani kelakuan dan menata tindakan. Jihad di dalam diri. Pergulatan di dalam dada untuk menjadi orang baik. Jadi, bayangkan, betapa amat sibuknya orang2 yang ikut pengajian, menggarap PR yang never ending. Tiap detik bertempur dengan nafsunya, bagian dari dirinya sendiri.



Ulama = ilmu-wan, ilmu-wati. Adalah orang yang berilmu yang kerjaannya mendidik warga, agar ngeh, paham, agar kembali ke fitrah kebaikan. Yaitu kembali ke gawan bayen manusia, sifat dasar yg baik dari seorang manusia dari sononya. Gawan bayen = default factory setting = setelan dari pabriknya, yg setelan itu ditanggung baik dan suci karena dibuat oleh Gusti Allah. Dalam forum pengAJIan, pikiran, persepsi dan perasaan para hadirin, diolah, agar kembali ke fitrah. Jadi orang yang ikhlas, berpikiran baik, berpersepsi baik. Jiwa dan raganya menjadi AJI. Jadi wong yang sip dan baik.



Politik praktis, mengupayakan, meng-kampanye-kan diri agar dipilih lalu mendapat kekuasaan. Kampanye adalah upaya, agar semua pemilih melihat kebaikan, kehebatan, ke-jago-an, kepintaran dari paslon, agar dilihat oleh semua manusia. Pada hakikatnya kampanye adalah action untuk meraih cap baik dari semua manusia. Dalam bahasa agama islam, disebut : ke-riya’-an atas manusia.

Nah, bila acara ta’aruf ini dimasukkan dalam suatu forum yang orang2-nya sedang diajari, bagaimana caranya untuk mendapat AJI-AJI, bagaimana caranya menjadi kepanjingan ikhlas, ber-persepsi positip dst, maka sepertinya kok rasanya rada kurang pas.

Kasihanilah para peserta pengajian, yang memang sudah amat susah payah ubyang-ubyung ngoja-ngaji. Ada yang sudah paham tapi ada juga yang belum kunjung mudeng. Lha kok malah di-iming2-i dolanan sing bisa nglalekke ati. Lha kok malah dikongkon mengubah kalimat Taukhid menjadi kalimah goblog : LAA ILAHA ILLA YOUR CONTRENGAN.

Who is The Bajingan ?

GENDANG-GENDUT TALI KECAPI, KENYANG PERUT SENANG DI HATI
(That is our kepribadian, Meneer Freeport. So, who's the bajingan goblog ?)

DIA SN, MEMANG BUAJINGAN. Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Said Didu, tidak ada yang salah dalam rekaman percakapan antara Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha minyak Reza Chalid, dan petinggi PT Freeport berinisial MS. Dia meyakini, rekaman percakapan tersebut legal dijadikan bukti di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Dalam rekaman tersebut, Novanto bersama Reza Chalid disebut meminta saham ke petinggi PT Freeport dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. (kompas.com).





ADEGAN SINETRON. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said membongkar dan melaporkan kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang diduga dilakukan Ketua DPR, Setya Novanto kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Atas konflik ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli justru menganggap perseteruan tersebut sebagai sebuah adegan sinetron. (liputan6.com).

MENTERI ESDM KEBLINGER. Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli terang-terangan menuding Menteri ESDM Sudirman Said keblinger (sesat/keliru), terkait keputusannya mempercepat proses perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia. Padahal keputusan perpanjangan kontrak seharusnya paling cepat 2 tahun sebelum berakhir di 2021. "Ini tindakan yang melampaui wewenang dari Menteri ESDM, karena sebagai pejabat tidak bisa berkata wewenang kami. Dia harus mengikuti aturan pemerintah," ucap Rizal ditemui di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rasuna Said, Jakarta, Senin (12/10/2015). (detik.finance).

YANG KEBLINGER SIAPA ? SAYA CUMAK MENGUBAH PP. "Karena saya tidak memperpanjang, bukan saya yang keblinger. Yang keblinger adalah orang yang bicara tanpa fakta, tanpa melihat dulu persoalannya, berteriak kiri kanan merusak situasi," ujar Sudirman dalam acara "Satu Meja" yang ditayangkan Kompas TV seperti dikutip dari Kompas, Selasa (10/11/2015). Mantan Dirut Pindad itu mengaku santai menghadapi tudingan yang mengarah kepadanya. Pasalnya, dalam surat yang diberikan kepada Freeport, tak ada keputusan pemerintah memperpanjang kontrak tersebut. "Tidak ada keputusan perpanjangan kontrak yang melanggar hukum, tidak ada beban saya adalah yang disebut sebagai keblinger itu," kata Sudirman.



Pemerintah memang belum menyatakan untuk memperpanjang kontrak Freeport. Sesuai aturan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2014, proses renegosiasi perpanjangan kontrak pertambangan bisa dilakukan dua tahun sebelum kontraknya berakhir, yakni pada 2019. Namun, Kementerian ESDM berencana untuk merevisi PP tersebut. Batas waktu renegosiasi kontrak pertambanganakan rencananya akan diubah menjadi 10 tahun sebelum berakhirnya kontrak. Hal inilah yang membuat geram Rizal Ramli sehingga menyebut Sudirman Said menteri keblinger (tribunnews.com). 




ET TU LUHUT ? Presiden Joko Widodo sudah mendengar rekaman percakapan yang diduga dilakukan antara Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto, pengusaha Reza Chalid, dan bos PT Freeport. Di dalam rekaman goblog  itu, tak hanya Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang disebut, tetapi juga tiga nama lain, yaitu "Luhut", "Ridwan", dan "Darmo". (kompas.com)

AMANAH ATAUKAH ANU GERAH KE-GOBLOG-AN?


Syahdan, kata sohibul hikayat, adalah suatu negeri makmur yang dijarah grombolan perampok buas. Mereka membunuh siapa saja yang brani2 melawan. Lalu, mangsyarakat berembug, akhirnya bersepakat memilih leader buat membasmi perampok. Setelah milang-miling beberapa kandidat, maka dipilihlah Pendekar Korni Prasojo dari Padepokan Silat Sam Bara Budura sebagai penerima AMANAH. Medan pertempuran ngeri di depan mata. Resikonya kaluk ndak mati dibabat clurit, ya luka-luka berat atau cacat seumur hidup. Sama sekali ndak asuransi kurban jiwa atau cacat seumur hidup. Ini bener2 sebuah AMANAH yang beraat dan ndak rekreatip babar blas !



Syahdan di tempat lain, dalam frame jaman yang berbeda, sebuah negeri menanti adanya Walikota. Ini negeri ditanggung aman tenteram. Ada markas tentara dan pulisi, PNS beserta semua perangkat pemerintahan kumplit. Negeri ini butuh pemimpin, bukan karena ada ancaman perampok, tapi mimang undang2 mengharuskan diadaken pemilihan Walikota. Jabatan Walikota cukup enak. Gaji besar, gengsi tinggi serta terbukanya kesempatan ber-paptpatgulipat.
 



Buat membatasi ribuan peminat, peserta audisi calon Walikota (baik manusia maupun kucing) hanya bisa berhak mengajuken diri lewat lembaga partai Kai Pang. Njuk partai Kai Pang mengambil kesempatan dalem kesempitan dengan melelang tarip tertinggi pada sesiapapun yang mau jadi peserta audisi. Peserta level kere pece ndak bakalan kuat mbayar. Oleh karena itu banyak dari mereka yang terpaksa ngutang duit modal produksi ke investor. Maksudnya, kelak bila sukses kepilih jadi Walikota, bisa memproduksi duit berkat kewenangan jabatannya, utang itu akan dibayar lewat proyek-proyek. Investor itu bakal menang lelang, atawa mendapat konsesi tertentu buat mengelola sebuah komoditas.



Calon Walikota misih kudu berkampanye. Mirip adegan Maharaj Ravana yang merayu Dewi Sitta eh rakyat, agar mau ikut dengannya. Kelak, setelah melewati jalan berliku penuh dobol kuro, ditunjang doa ulama bayaran, akhirnya dengan dompet yang dedel duel, terpilihlah Sang Walikota. Sang Juara menggelar acara tasyakuran. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Bertoleransi karena telah berkenan membiarkan kecurangan yang dilakukannya.

Di laen hari, setelah upacara pelantikan, Walikota yang pangling dengan taktik julignya melakukan konperensi pers. Dengan gagah dan lantang, Paduka Yang Mulia berjanji dengan goblognya, bahwa beliau akan mengemban AMANAH secara KONSISTEN, ADIL dan JUJUR.

Duoorr ! Sing maca ora entuk protes ! Ini amanat undang-undang.

Sst kita lagi diamati semut, hati-hati ..

DIRASANI SEMUT-SEMUT

Di rumah kita semua, ada banyak komunitas semut. Ada semut pohon yang hitam dan rasanya pedas. Ada semut Rang-rang, semut Geni dll. Tahukah ente sekalian, keberadaan semut itu bisa kita mangfaatken buat menambah kredit poin. Bila mau nge teh, ambil sesendok wedang teh manis, letakkan di lepek, lalu taruh di tempat yang dilalui semut.

Mereka akan merubungnya, nge teh kayak kita, setelah kenyang, bisa jadi mereka juga antop (bersendawa) secara berjemaat sampek bunyi : "Hoooiik, alkhamdulilah." Lalu semut-semut yang merasa marem itu memohonkan kebaikan bagi kita kepada Allah SWT. Njuk Moloikat akan mencatat bahwa pagi itu, kita telah dihitung beramal 500 kebaikan karena menyantuni 500 ekor semut. Satu kebaikan diberi ganjaran pahala melebihi nilai dunia seisinya.



Dalem kitab suci Al Qur'an diceritakan tentang kumendan semut yang memberi aba-aba kepada komunitasnya buat masuk ke tanah agar tak terinjak pasukan Nabi Sulaiman as tanpa sengaja. Mendengar aba-aba semut yang super lirih, Nabi yang hebat itu juga menyuruh pasukannya yang sudah dalam kondisi siap perang untuk berhenti sak rekaat. Dari kisah itu, tersirat fakta, bahwa semut mengawasi gerak-gerik manusia.



Mungkin, semut-semut di rumah kita juga niteni bahkan ngrasani manusia penghuni rumah. Oo, nek Babe, bangunnya siang, rada kebluk. Pelitnya setengah modiar. Lha si Ibu, sayang pada Babe dan anak-anaknya, tapi kejam pada semut. Paling demen membasmi semut dengan semprotan aerosol insectisida. Putranya, Mas Anu yang gantheng baik hati. Suka bersedekah sejumput gula pasir di dekat sarang semut. Tapi njuk dimarahi Babe : "Jangan boros, jangan memberi makan semut ! Ngotori jubin !" Sedangkan mbak Cantik, orangnya cuek sama semut. Ndak ngganggu tapi ndak pernah bersedekah walau secuil kue. Paling suka foto selfie sambil memerotkan mulutnya. Mungkin, saat kita semua sedang ngapusi, atau nyolong tempe goreng di meja makan, semut-semut sempat mencatat perbuatan kita.

(Malu aku malu, pada semut merah. Yang berbaris di dinding menatapku curiga, seakan dia bertanya : "Sedang apa disini ?" "Menanti pacar," jawabku)

Jebul hanya sandiwara a la sinetron

MENYADAP PEMBICARAAN

Tahukah kawan, bila gue ketemu sohib masa kecil, omongan kami pating pecothot. Ada nada kurang ajiar, mengkritik orang2 yang dianggep nyengit, ada crita2 rada mesum, guyon ngece kere sampek eyel2an ditambah mengkhayal setinggi langit. Ada pepatah mengataken, "witing kulina jalaran seka sembrana."




Seandainya kita bersepakat untuk meminta salah satu dari sohib itu buat menyadap obrolan dobol kuro itu pake hape. Lalu rekaman dan transkripnya diserah kan ke Pak RT, njuk ditembusken ke MKD (Mah kamah Kehormatan Desa), suda tem tu akan timbul kegaduhan pulitik. Pengamat politik akan membuat statement ngalor ngi dul yang bisa membuat angin berubah arah. Di luar itu semua, gue akan mengata kan pada sohib2ku, bahwa upaya kita untuk menciptaken kegaduhan pulitik telah berjalan dengan sukses.

Sementara dunia terpalingkan dan ribut sak karepe dewe, diem2 kami sudah melaksanaken agenda rahasia tanpa ketahuan publik. Yaitu nongkrong di warung kucingan, maem sega bungkusan mini isine sak uprit lawuhe sambel trasi dan iwak teri telung ler.


Pantesan, Oom Rizal Ramli mengataken bahwa ribut soal PT FP akhir-akhir ini, serunya mirip kisah yang ada di sinetron.

Asem tenan ! Kakekane ! Jebul kok ming dobol kuro Thok !

METAMORPHOSIS INSTANT KAYAK POPEYE MAEM BAYAM



Ibu-ibu sedang asyik menonton sinetron sambil memasak makan malam. Anak-anak lagi posing mengerjaken Pekerjaan Rumah. Bapak lagi udud sambil menyimak iklan kecik di Koran. Makelar kudu rajin menyimak informasi jual beli. Tiba2 siaran sinetron terhenti, iklan juga terhenti. Semua minggir ketika muncul iklan super kuat dari penyelenggara Negara. Simak betapa bombas redaksinya :  “Revolusi mental adalah gerakan untuk menggembleng manusia Endonesah sehingga menjadi manusia baru yang berhati putih, bermental baja, berjiwa elang rajawali, bersemangat api yang menyala-nyala .... bla ... bla ... bla .. duoorr !”


Definisi ini muncul bola bali di kotak ajaib TiVi, tapi aku ndak kunjung paham apa maknanya. Negara kita memang hebat, setelah berbagai ajang pencarian bakat penyanyi diselenggarakan,  masih juga muncul penyanyi baru yang bagus di luar semua ajang itu. Setelah berbagai metoda pemberdayaan diri diluncurkan, ada Quantum Ikhlas, Neuro Linguistic Program, Spiritual Quotion, Meditasi Kristal, kini muncul metoda baru yang bener2 hebat, yaitu Revolusi Mental. Top markotop dah !

Nggak ngira babar blast, elek2 ngene jebul bangsa kita punya rumus instant kun fayakun yang teramat ampuh, buat mengubah manusia ledha-ledhe jadi tokoh idola. Ini sebuah quantum leap yang lebih hebat daripada sulapan.

(Tapi kenapa pikiranku menciptakan visualisasi yang teramat kuat, ada adegan Popeye dari KIH, yang ber-revolusi menjadi Super Hulk hanya dengan men-dhahar sekaleng sayur bayam. Mister Bluto dari KMP sing biasane kemlinthi, langsung dihajar babak belur dan tunggang langgang. Sebelum sempat sambat, badannya sudah kadung sempal-sempal)

Jumat, 13 November 2015

DEBAT GOBLOG JAMAN BOCAH



Ketika saya masih anak2. Pergaulan saya dengan anak tetangga, teman sekolah yang ber-beda2 agamanya. Saya masih plin plan. Islam tapi ndak sholat dan alergi lihat orang pria sarungan atawa ibu2 berjilbab. Itu model ndesit ala wong ndesa dari Kaliwungu atau nDemak. Kami, anak2 sering berdebat soal agama. Padahal kami sama2 masih plin plan.

Teman2 yang Nasrani mendebat : "Kae lho wong arab, asal muasal negara Islam, biasane wong e pelit tur rada saru. Sukaknya gituan. Kuwi merga manuke wong arab kan terkenal gedhe dawa. Mulane bojone papat. Nek bojone siji bisa brodhol jeroane. Ibarate sopir truck gandeng nyetir mobil Suzuki Mini Pikap Trunthung."

Nuk ada lagi debat tentang makanan halal. Bagi muslim, daging babi haram dimaem. Teman2 meledekku dengan kata2 : "Ya, lebih baik makan daging babi bolehnye beli di pasar mBulu daripada makan daging kambing curian.". Saya njuk mak cep klakep ndak bisa menjawab, walau ada sesuatu yang terasa ganjil dalam ledekan teman2ku itu.

Setelah rada bisa merenung, saya dapet jawaban soal Manuk Gede, Bojo Papat dan Daging Kambing Curian. Soal Manuk Gede, uraian ilmiahnya gini, nek wong Jawa awake ming 60 kg, tinggi 160 cm, sedang wong arab bisa berbobot 95 kg dengan tinggi 185 cm. Mesti wae manuke luwih gedhe lan dawa.

Soal bojo papat jebul ada aspek historis dan kependudukan. Aspek historisnya, duluuu sebelum ada agama Islam. Orang arab bojone tak terhitung, bisa 10 bisa 20, sak karepe lan sakuate boyok lan duwite. Bareng ana agama Islam, njuk dibatesi maksimal mbing papat dengan syarat berat. Dadi, semangate iku mengurangi, bukan menambah porsi.  Nabi Sulaiman as, walau bukan orang arab, tapi etnis Yahudi, jugak  seorang raja diraja, konon bojone ada 200. (Lho, King Solomen, nabiku, jebul kok poligami, kaya wong Islam ?)

Masih seputar soal Bojo Papat, jebul ada juga alasan ilmiah dari aspek kependudukan. Data statistik menunjukkan, bahwa penduduk dunia ini sekarang didominasi oleh kaum wanita. Nek sak pria dapet 1 wanita, isih turah banyak wanita jomblo. Njuk solusine yang bisa ditempuh bagaimana ? 

  1. Bisa ber-poligami secara sah, punya keluarga yang legal, melahirkan anak ber-akte kelahiran yang mendapat nasab yang jelas, mendapat hak waris yang jelas pula. 
  2. Bisa selingkuh, wanita jomblo diperdaya pria beristri agar mau jadi pacarnya. Dapet enak2an walau tak resmi, jadi simpenan, anaknya ndak bisa dapet akte apalagi hak waris.
  3. Atawa bisa juga pakai cara kawin cerai. Pria donyuan, habis ngawini cewek A, lalu cerai ganti menikahi cewek B, C dst. dapet jatah berkeluarga walau hanya sementara waktu (part-time).
Semua wanita dapet bagian, memperoleh pasangan, walau ada yang secara part-time. Tapi kira2, dari ketiga pilihan ganda itu, mana yang paling beradab ?

Njuk bab Daging Kambing Curian, atawa kambing colongan akan lebih logis bila dibandingkan dengan babi curian. Daging babi hasil beli di pasar mBulu, akan adil bila dibandingkan dengan kambing yang juga beli di pasar mBulu.

Sekarang ini muncul banyak posting yang senada dengan rumus kambing dan babi. Kata mereka : "Lebih baik dipimpin oleh seorang yang kafir tapi jujur daripada dipimpin oleh sesama muslim tapi korupsi. " Sebaiknya Kafir yang jujur dan tak korupsi disandingkan dengan muslim yang juga jujur dan tak korupsi. Koruptor muslim diperbandingkan dengan koruptor kafir. Oh, iya, makna kafir adalah bukan kriminal. Kafir itu, orang yang tak percaya pada sesuatu keyakinan. Bagi teman yang beragama X, maka gue yang beragama Y adalah kafir. Lha aku meh disebut kafir oleh mereka, yo rapopo..

Sebuah catatan kecil saya dapat bolehnya mbrowsing di gugel, tentang agama pemimpin dan agama yang dipimpin.
  1. Di Iran, konon seorang pemimpin kudu Syiah. Sunni ? No way !
  2. Di negara barat, muslim amat sulit untuk jadi pimpinan. Karena mayoritasnya beragama Nasrani, maka pemimpinnya akan lebih smooth bila juga seorang Nasrani.
  3. Di India, pemimpinnya so pasti beragama Hindu.Ndak buleh seorang muslim brani2 ikut kampanye Calon Pemimpin.
  4. Lha nek di Indonesia ? Atas nama demokrasi, toleransi dan rikuh pekewuh, semua insan nusantara, kaum nasionalis akan berprotes : "Oom, toleransi, Oom ! Ora kudu se agama. Sing penting jujur, ora kurupsi. Kapir yo ben.Aja ngunu, ndak kudu se agama, ndak harus se etnis. Kuwi dudu demokrasi, Oom, ning kuwi SARA."
Jadi, kudu demokrasi ?
Padahal azas demokrasi = azas mayoritas.
Piye, jal ?

Pilem silaaat ... oooo ... pilem silaaat !!



NONTON PILEM DI GEDUNG BIOSKOP MURAH

Waktu masih SMP, SMA bahkan tahun2 pertama sebagai mahasiswa, hobby-ku nonton pilem di Bioskop murah. Di Semarang ada beberapa bioskop bertarif murah. Mitsalnya bioskop Indra, Wotgandul dan THD (Taman Hiburan Diponegoro). Biasanya pilemnya action silat. Waktu itu jamannya Lo Lieh, Fu Sheng, Chen Kuan Thay, Ti Lung, David Chiang, Yasuaki Kurata dll. Di Yogyakarta, saya sering nonton di bioskop dalam kompleks Shopping Centre. Pilemnya silat dan silat terus. Main jam 15.00 sampek jam 17.00. Suasananya sumuk dan penuh asap rokok. Badan jadi kringetan dan kandungan kabut asap rokok bikin mata pedih.

Nonton pilem di gedung murahan, amat interaktif atau tepatnya MONOLOG. Penonton berkomentar, tapi tokoh2 di pilem itu kan cumak releksi gambar, bukan manusia live, jadi tak mungkinlah memberikan reaksi balik. Saat Sang Jagoan mengendap-endap mengintai penjahat, tahu2 di belakangnya ada musuh mengincar. Kontan para penonton berteriak : "Awas mburimu !" Saat Jagoan bertarung dan menang, penonton riuh bertepuk tangan, sebagian malah ada yang memberikan standing applaus. Tapi lalu diprotes penonton di bagian belakang : "Hoy, nutupi ! Nutupi !" Yang diprutes malah marah : “Sik, ta. Ngono wae kok nesu ki lho !”

Laen wektu ada 2 orang sahabat karib nonton pilem. Yang satu, sebut saja namanya si Jabrik sudah nonton, njuk merasa pilemnya amat baguus, lalu dia nonton lagi sembari mengajak sohibnya, namanya Mas Bendul. Sepanjang pilem diputar, si Jabrik crita pada Mas Bendul : “Ndul, mengko bar iki lakone kecemplung jurang, ning ora mati. Slameet. Mergane tiba ning ngarep gua. Ning njero gua deweke malahan nemu kitab silat kuno. Bareng dipelajari deweke dadi Pendekar Super Sakti ….  bla .. bla … bla .. Setelah diam sebentar si Jabrik kumentar lagi : "Lha rak tenaaan. Ikii ki bar iki, lakone ditendang penjahat nyemplung njurang.” Karena sebel seorang penonton berambut keriting berkulit coklat menegur : “Nek wis nonton ki mbok mingkeeem, aja crita wae ! Sing krungu dadi kurang marem olehe nonton.” Si Jabrik mak cep klakep, diem ! Tapi setelah waktu berjalan kira-kira sak rekaat, di Jabrik tetep ndak bisa menahan diri, sambil berbisik dia tetep saja crita pada sohibnya, tidak secara jahr tapi secara sirr : " Sssst ... bhhaar ikhiii lakhoneee khetemhuu syeweek ayhuu whangeet ... dst."

Sekarang adegan dialog tapi monolog terjadi di situs internet. Seseorang menulis sesuatu yang mengundang komentar pembaca. Si penulis cuek saja tak menanggapi komentar2 itu. Malah para pembaca dan komentator yang saling memaki. Jadi bila kita mendapati ada situs yang banyak komennya, dan komentar-nya bergaya saling memaki, anggaplah you sedang ada di gedung biokop murahan. Nonton Chen Kuan Thay gelut melawan Yasuaki Kurata. 

Pilem silaaat oooo ... pilem silat !

Es Komboooor ... ooooh .... Es Kombor



MELAWAN GODAAN SYAITHON DENGAN TIPUAN SYAITHON

Jaman dulu, bulan Ramadhan tahun 1970 an, waktu sekitar jam 15 sampai 17, di Kota Semarang yang puanas, adalah waktu yang amat riskan buat anak yang berpuasa. Saat jam 15 itu, adalah waktu yang amat afdhol buat mokah. Menunya apa lagi kaluk bukan es gosrok atawa es kombor rasa kelapa.

Dengarkanlah betapa merdunya suara es batu digosrok pake tatah kayu : "Srok..srok..srokk.." Khayalan rasa dingin nyess menyegarkan tenggorokan yang kehausan. Lalu pecahan es berwarna putih kristal menggunung di puncak gelas besar dituangi syrup merah atau cairan susu cokelat. Wuih, sensasi yang bikin modiar !

Godaan syaithon untuk mokah di waktu Ashar dapat disiasati dengan akal syaithon lainnya, yaitu nonton bioskop yang main jam 15. Filmnya silat mandarain untuk usia 13 tahun ke atas. Dengan adanya faktor jam karet, maka kita bakal keluar dari gedung bioskop jam 17.15. Tinggal beberapa menit menjelang berbuka. Di dalam gedung bioskop itu kita bisa melupakan es gosrok karena terpana oleh pertarungan antara David Chiang melawan Ti Lung.

Bila nontonnya di gedung bioskop Kauman Semarang, maka selepas nonton sudah tersedia aneka hidangan. Soto Semarang, nasi rames, sate gule kambing, martabak Bang Rachman, dan aneka nyamikan mulai dari ganjel ril, aneka kue basah sampai kacang garing. Tapi bagi gue, cukup es kombor dekat pintu keluar atau cepat2 nggeblas pulang menyongsong kolak pisang di rumah.

Ritual puasa melahirkan ritual melawan godaan rasa haus dan dahaga. Betapa para pengusaha bioskop yang sekarang sudah awarahum mendapat banyak pahala, karena sudah menghindarkan ribuan bahkan jutaan anak2 jadul goblog kurang kerjaan kayak gue dari bahaya mokah.

Es Kombor oooh ……. es komboor, I love you full and forever.