Rabu, 02 Desember 2015

AMANAH ATAUKAH ANU GERAH KE-GOBLOG-AN?


Syahdan, kata sohibul hikayat, adalah suatu negeri makmur yang dijarah grombolan perampok buas. Mereka membunuh siapa saja yang brani2 melawan. Lalu, mangsyarakat berembug, akhirnya bersepakat memilih leader buat membasmi perampok. Setelah milang-miling beberapa kandidat, maka dipilihlah Pendekar Korni Prasojo dari Padepokan Silat Sam Bara Budura sebagai penerima AMANAH. Medan pertempuran ngeri di depan mata. Resikonya kaluk ndak mati dibabat clurit, ya luka-luka berat atau cacat seumur hidup. Sama sekali ndak asuransi kurban jiwa atau cacat seumur hidup. Ini bener2 sebuah AMANAH yang beraat dan ndak rekreatip babar blas !



Syahdan di tempat lain, dalam frame jaman yang berbeda, sebuah negeri menanti adanya Walikota. Ini negeri ditanggung aman tenteram. Ada markas tentara dan pulisi, PNS beserta semua perangkat pemerintahan kumplit. Negeri ini butuh pemimpin, bukan karena ada ancaman perampok, tapi mimang undang2 mengharuskan diadaken pemilihan Walikota. Jabatan Walikota cukup enak. Gaji besar, gengsi tinggi serta terbukanya kesempatan ber-paptpatgulipat.
 



Buat membatasi ribuan peminat, peserta audisi calon Walikota (baik manusia maupun kucing) hanya bisa berhak mengajuken diri lewat lembaga partai Kai Pang. Njuk partai Kai Pang mengambil kesempatan dalem kesempitan dengan melelang tarip tertinggi pada sesiapapun yang mau jadi peserta audisi. Peserta level kere pece ndak bakalan kuat mbayar. Oleh karena itu banyak dari mereka yang terpaksa ngutang duit modal produksi ke investor. Maksudnya, kelak bila sukses kepilih jadi Walikota, bisa memproduksi duit berkat kewenangan jabatannya, utang itu akan dibayar lewat proyek-proyek. Investor itu bakal menang lelang, atawa mendapat konsesi tertentu buat mengelola sebuah komoditas.



Calon Walikota misih kudu berkampanye. Mirip adegan Maharaj Ravana yang merayu Dewi Sitta eh rakyat, agar mau ikut dengannya. Kelak, setelah melewati jalan berliku penuh dobol kuro, ditunjang doa ulama bayaran, akhirnya dengan dompet yang dedel duel, terpilihlah Sang Walikota. Sang Juara menggelar acara tasyakuran. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Bertoleransi karena telah berkenan membiarkan kecurangan yang dilakukannya.

Di laen hari, setelah upacara pelantikan, Walikota yang pangling dengan taktik julignya melakukan konperensi pers. Dengan gagah dan lantang, Paduka Yang Mulia berjanji dengan goblognya, bahwa beliau akan mengemban AMANAH secara KONSISTEN, ADIL dan JUJUR.

Duoorr ! Sing maca ora entuk protes ! Ini amanat undang-undang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar