SIMBAH PUTRI DEAREST
Alkisah pada jaman dulu, syahdan
kata sohibul hikayat, hiduplah sepasang Simbah yang amat mulia akhlaknya, di
Desa M, Kecamatan K, Kab T. Simbah Putri terkenal suka menolong, Siapa saja
yang meminta pertolongannya pasti Beliau bantu. Ndilalah kersaning Allah, satu
hari datanglah Ibu X mau meminjam uang. Ibu itu terkenal sebagai pengemplang
ulung. Mungkin karena kuota kemplangannya sudah habis, tak satupun tetangganya
mau meminjamkan uang padanya. Takut dikampleng eh dikemplang.
Singkat
cerita, dia matur pada Simbah Putri : "Mbah
Putri, nuwun sewu, nyuwun duka, ndherek matur, menawi kepareng kawula ajeng
nyuwun ngampil arta. Punika wonten kabetahan ingkang saestu, kagem tumbas beras
lan bumbon kagem maem." Njuk Simbah Putri dengan ringannya
memberiken sejumlah uang seperti yang diminta Ibu X.
Para putranya memprotes, kenapa
Simbah Putri kok mau2nya menolong orang yang sudah terkenal mengemplang.. Apa
ndak takut ketipu ? Tapi jawaban Simbah Putri cukup mengejutkan : "Lho nek dewekke ora tak tulung, mengko
keluargane arep maem apa ? Wong deweke arep utang nang wong sak kampung ya ora
bakal dipercaya. Nek aku sak umpama, kepeksane utang beras lawuh lan bumbon
nang warung insyaAllah isih dipercaya."
Mereka semua terkesima dengan jawaban Mbah Putri. Malu, merasa tertampar. Sementara di dinding, persis dimana para putra itu duduk ada sebuah lukisan kaca, bergambar Petruk Dadi Ratu, lengkap dengan tulisan aksara jawa MELIK NGGENDHONG LALI (merasa memiliki bikin lupa diri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar