RINDU DULLY
Saat aku masih SMP, aku punya
waung. Jantan, gede, bulu lebat hitam dada putih. Ekornya panjang berjumbai.
Kalau aku lagi tidur, Dully waung sohibku nglekar di kolong amben. Begitu aku
terjaga di pagi hari, Dully sudah duduk dengan pandangan penuh harap. Ready for an uyel2an dan
guyon sebelum mandi. Pas aku gebyar-gebyur, Dully berbaring siaga diatas keset
di depan kamar mandi. Guyon, kejar2an, uyel2an, gelut2an adalah olah raga rutin
kami berdua. Kalau bulunya sudah lepek, dia
kumandikan dgn shampoo cair merk Lidah Buaya dalam kemasan botol kaca. Diam-diam
kucolong shampoo Emak, karena beliau hanya membulehkanku pakai cream deterjen
cap Bebek Angsa.
Tiap kupulang sekolah jalan kaki,
Dully pasti sudah menunggu di depan rumah, di pinggir Jalan Kaligarang, Semarang. Duduk
waspada, telinga tegak ke arah aku datang. Kadang terlihat wajahnya miring nengleng ke
kanan dan ke kiri (bukan menoleh, tapi membentuk sudut dgn garis vertikal).
Belakangan saya tahu bahwa itu adalah cara utk mem-presisi-kan fokus lensa
mata. You bisa cobak kaluk ndak percaya. Wong saya bisanya tahu juga dengan
cara tiru-tiru waung.
Dalam jarak 100 m, Dully mulai
mengenal kehadiranku. Dia menyalak-nyalak seperti memanggil. Ekornya dikibaskan
dengan heboh. Lalu ujug-ujug mak jranthal Dully lari menyongsong. Sampai didepanku
dia berdiri dengan kedua kaki belakangnya. Sementara kedua tangannya menyikep
kangen satu kakiku seperti kami telah terpisahkan selama 1.000 tahun.
Wajahnya kelihatan amat gumbira. Mulutnya terbuka, lidah menjulur dan dari rongga hidungnya ada suara mengguman. Adegan manis 40 sampai 45 tahun yg lalu masih terekam
jelas di ruang penglihatanku. Sayang, nasib Dully berakhir tragis dalam
kecelakaan lalu lintas. Jazadnya tak pernah kembali. Mungkin dagingnya sudah
dijarah para pemuda kriminal sebagai rica-rica eRWe.
Duh Gusti Allah. Sampai setua ini
aku masih merindukan sohibku si Dully yang setia. Kelak bila Gusti Allah
berkenan maringi surga, aku ingin sohibku, Dully juga ada disana. Kita akan
melanjutkan acara guyon, lari2 dan gelut2an yang belum selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar