Jumat, 01 April 2016

RETORIKA DOBOL KURO

AKU TAK BUTUH SORGA dan TAK TAKUT NORAKA
 
Serang mahasiswa fakultas teknik nuklir yang relijius tapi logis, mulai demen masuk ke pola pikir sufi. Kepada rekan2nya, dikatakan bahwa kebanyakan orang beragama dengan pola mirip budak atau pedagang. Katanya : “Ada sedherek yang mau beribadah, gara2 kepincut di-iming2-i benefit profit berupa pahala. Entah berupa surga yang "tajri min tahtihal anhaar" (yang mengalir sungai-sungai di bawahnya), yang ada bidadari yang huayu-ayu kayak Rumana. Lha disitu itu, kita "kholidiina fiiha abadaa" (berdiam disana sak jeg-nya alias abadi).



Atawa minimal dapet alam kubur yang nyaman dan luas kayak Pantai Gili Trawangan, Lombok. Inilah mindset beragama bertype bisnis, sodara-sodara”



Lalu dia meneruskan paparan ilmiahnya : “Ada lagi Kyai yang penakutnya setengah modiar kayak budak goblog. Takut melanggar larangan Tuhan, gara2 dia ngeper bila diguebugi di alam akhir(at). Takut kisinan di alam sana, kuatir kaluk tetangga2nya yang goblog2, yang dulu sering dikualiahi jebul surganya amat keren, sementara dia thenger2 di pojokan neraka. Naah, inilah pola beragama dengan type budak.”



Lalu dengan menata wajah tersenyum bijak a la dermawan, ia berkata : “Kalau aku, aku tak butuh syurga dan neraka. Aku beragama dengan logika dan kerenanya bisa terasa eklas.”



Setelah berkata begitu, ujug2 dia njenggirat sambil melihat jam tangannya : “Hwaduh, ini udah jam 8.45, nanti jam 9.00 saya ada tentamen. Dosen ngendika, bahwa ini tentamen strategis. Hambok mahasiswa paham bin ahli, nek tentamennya entuk F ya tetep ora lulus. Nek tentamen-nya oleh A atau B, wis ora usah ikut ujian, sudah tak anggep lulus cum laude. Sik ya para kanca, aku tak melu tentamen ndisik. Eman2 nek ora lulus. Semalem gue ndak tidur, gara2 nggethu belajar buat menghadapi tentamen ini, jee.”



Ternyata, filosof jempolan yang tak butuh syurga dan tak takut noraka, masih amat butuh butuh benefit profit berupa nilai A atau B kayak bisnis-men dan takut setengah modiar bila ndak lulus, kayak budak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar