NONTON PILEM DI GEDUNG BIOSKOP
MURAH
Waktu masih SMP, SMA bahkan tahun2
pertama sebagai mahasiswa, hobby-ku nonton pilem di Bioskop murah. Di Semarang
ada beberapa bioskop bertarif murah. Mitsalnya bioskop Indra, Wotgandul dan THD
(Taman Hiburan Diponegoro). Biasanya pilemnya action silat. Waktu itu jamannya
Lo Lieh, Fu Sheng, Chen Kuan Thay, Ti Lung, David Chiang, Yasuaki Kurata dll. Di
Yogyakarta, saya sering nonton di bioskop dalam kompleks Shopping Centre.
Pilemnya silat dan silat terus. Main jam 15.00 sampek
jam 17.00. Suasananya sumuk dan penuh asap rokok. Badan jadi kringetan dan
kandungan kabut asap rokok bikin mata pedih.
Nonton pilem di gedung murahan,
amat interaktif atau tepatnya MONOLOG. Penonton berkomentar, tapi tokoh2 di
pilem itu kan cumak releksi gambar, bukan manusia live, jadi tak mungkinlah
memberikan reaksi balik. Saat Sang Jagoan mengendap-endap mengintai penjahat,
tahu2 di belakangnya ada musuh mengincar. Kontan para penonton berteriak :
"Awas mburimu !" Saat Jagoan bertarung dan menang, penonton riuh
bertepuk tangan, sebagian malah ada yang memberikan standing applaus. Tapi lalu
diprotes penonton di bagian belakang : "Hoy, nutupi ! Nutupi !" Yang
diprutes malah marah : “Sik, ta. Ngono wae kok nesu ki lho !”
Laen wektu ada 2 orang sahabat karib nonton pilem. Yang satu, sebut saja namanya si Jabrik sudah nonton, njuk merasa pilemnya amat baguus, lalu dia nonton lagi sembari mengajak sohibnya, namanya Mas Bendul. Sepanjang pilem diputar, si Jabrik crita pada Mas Bendul : “Ndul, mengko bar iki lakone kecemplung jurang, ning ora mati. Slameet. Mergane tiba ning ngarep gua. Ning njero gua deweke malahan nemu kitab silat kuno. Bareng dipelajari deweke dadi Pendekar Super Sakti …. bla .. bla … bla .. Setelah diam sebentar si Jabrik kumentar lagi : "Lha rak tenaaan. Ikii ki bar iki, lakone ditendang penjahat nyemplung njurang.” Karena sebel seorang penonton berambut keriting berkulit coklat menegur : “Nek wis nonton ki mbok mingkeeem, aja crita wae ! Sing krungu dadi kurang marem olehe nonton.” Si Jabrik mak cep klakep, diem ! Tapi setelah waktu berjalan kira-kira sak rekaat, di Jabrik tetep ndak bisa menahan diri, sambil berbisik dia tetep saja crita pada sohibnya, tidak secara jahr tapi secara sirr : " Sssst ... bhhaar ikhiii lakhoneee khetemhuu syeweek ayhuu whangeet ... dst."
Sekarang adegan dialog tapi monolog
terjadi di situs internet. Seseorang menulis sesuatu yang mengundang komentar
pembaca. Si penulis cuek saja tak menanggapi komentar2 itu. Malah para pembaca
dan komentator yang saling memaki. Jadi bila kita mendapati ada situs yang
banyak komennya, dan komentar-nya bergaya saling memaki, anggaplah you sedang
ada di gedung biokop murahan. Nonton Chen Kuan Thay gelut melawan Yasuaki
Kurata.
Pilem silaaat oooo ... pilem silat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar